02229544
IQPlus, (23/1) - Direktur Risk Management PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, David Pirzada menyampaikan bahwa BNI telah mengimplementasikan langkah strategis di berbagai aspek operasional dan pembiayaan untuk mendukung praktik keberlanjutan.
"Dalam manajemen risiko, kami telah melaksanakan Climate Risk Stress Test (CRST) sesuai panduan Climate Risk Management System (CRMS) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tahun 2024, penerapan CRST mencakup 50% portofolio kredit di enam sektor industri utama dan mortgage, sedangkan tahun ini akan meningkat hingga 100% dari portofolio kredit BNI," ujar David.
David juga menjelaskan, dari sisi operasional, BNI telah memulai langkah pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab. "Pada tahun 2024, kami memulai program Solid Waste Management di Kantor Pusat. Proses pengelolaan limbah kini diarahkan pada prinsip Zero Waste to Landfill (ZWTL) dengan fokus pada penerapan prinsip reduce dan recycle," tambahnya.
Dalam aspek pembiayaan, David mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan BNI tercatat mencapai Rp190,5 triliun atau setara dengan 25% dari total kredit perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp73,4 triliun dialokasikan untuk pembiayaan hijau, dan Rp117 triliun untuk pembiayaan UMKM.
"BNI berkomitmen menjadi mitra strategis bagi para debitur dalam mendukung transisi hijau. Hal ini kami wujudkan melalui peningkatan pembiayaan Sustainability Linked Loan (SLL) yang hingga Desember 2024 mencapai Rp6 triliun," ujar David.
Lebih lanjut David mengatakan, BNI juga secara aktif memberikan edukasi kepada debitur melalui program BNI ESG Sustainability & Transition (BEST) Event serta Technical Assistance Workshop untuk debitur di sektor energi dalam mendukung pelaksanaan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
"Upaya ini merupakan langkah nyata BNI untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, baik dari sisi operasional internal maupun dukungan kepada mitra bisnis," tutup David. (end)