13549974
IQPlus, (16/5)- Perekonomian Malaysia melambat untuk kuartal ketiga berturut-turut menjadi 4,4% pada kuartal pertama tahun ini (1Q25), karena pertumbuhan ekspor melambat akibat kontraksi di sektor pertambangan.
Hasilnya sejalan dengan perkiraan awal resmi mengenai produk domestik bruto (PDB) dan sedikit lebih rendah dari proyeksi median 4,5% oleh jajak pendapat ekonom Reuters.
Bank Negara dalam laporannya tentang perkembangan ekonomi negara pada triwulan I mengatakan pertumbuhan triwulanan didorong oleh meningkatnya permintaan domestik karena pengeluaran rumah tangga dipertahankan di tengah kondisi pasar tenaga kerja yang positif dan langkah-langkah kebijakan terkait pendapatan, termasuk revisi ke atas upah minimum dan gaji pegawai negeri sipil.
Sementara itu, ekspansi yang stabil dalam kegiatan investasi didukung oleh realisasi proyek-proyek baru dan yang sudah ada.
Menurut bank sentral, pertumbuhan sisi penawaran pada triwulan I didorong oleh sektor jasa dan manufaktur.
"Sektor jasa didukung oleh layanan pemerintah yang lebih tinggi sementara produksi E&E yang kuat menopang kinerja di sektor manufaktur
"Namun, normalisasi penjualan dan produksi kendaraan bermotor menyusul kinerja yang kuat selama tiga tahun terakhir masing-masing memengaruhi pertumbuhan sektor jasa dan manufaktur.
"Pertumbuhan keseluruhan juga terbebani oleh kontraksi di sektor pertambangan di tengah produksi minyak dan gas yang lebih rendah."
Bank Negara mengatakan pertumbuhan Malaysia pada tahun 2025 akan dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan.
"Perkembangan yang cepat seputar tarif perdagangan diperkirakan akan memengaruhi prospek global untuk sisa tahun ini," katanya. (end/The Stars)