32529747
IQPlus, (22/11) - Pertumbuhan ekonomi setahun penuh Singapura diperkirakan akan mencapai sekitar 1 persen, kata Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) pada Rabu pagi.
Prospek pertumbuhan mencapai titik tengah kisaran perkiraan produk domestik bruto (PDB) yang diperkirakan MTI sebelumnya. PDB diperkirakan akan tumbuh 1 persen hingga 3 persen pada tahun 2024.
Pada kuartal ketiga tahun ini, perekonomian tumbuh sebesar 1,1 persen YoY, lebih cepat dibandingkan 0,5 persen pada kuartal kedua.
Secara berturut-turut, perekonomian tumbuh sebesar 1,4 persen di Triwulan ke-3, membaik dari pertumbuhan triwulan ke-kuartal yang sebesar 0,1 persen di triwulan sebelumnya.
Proyeksi setahun penuh MTI memperhitungkan kinerja perekonomian pada tiga kuartal pertama tahun ini serta perkembangan eksternal dan domestik, kata Menteri Tetap Gabriel Lim kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.
Dia mencatat bahwa perekonomian AS telah berkinerja lebih baik dari yang diperkirakan sejak laporan terakhirnya pada bulan Agustus, namun pertumbuhan di AS dan zona euro diperkirakan akan moderat karena dampak kumulatif dari pengetatan kebijakan moneter.
Demikian pula, pertumbuhan Tiongkok kemungkinan akan semakin melambat akibat melemahnya sektor properti, konsumsi domestik, dan lemahnya permintaan eksternal. Permintaan elektronik global juga masih lesu karena tingkat persediaan yang meningkat.
"Mengingat lemahnya permintaan eksternal, sektor manufaktur dan perdagangan Singapura seperti teknik presisi dan transportasi air kemungkinan akan tetap lemah hingga sisa tahun 2023," kata Lim.
Ia memperkirakan pemulihan yang sedang berlangsung dalam perjalanan udara dan pariwisata inbound akan mendukung pertumbuhan sektor-sektor seperti transportasi udara dan akomodasi, sementara .kondisi pasar tenaga kerja yang tangguh akan terus memberikan dukungan kepada sektor-sektor yang menghadapi konsumen. seperti perdagangan ritel dan jasa makanan dan minuman. .
Prospek MTI pada tahun 2024 juga serupa, katanya, dengan pertumbuhan di AS dan zona euro yang melambat sebelum meningkat pada paruh kedua, sementara pertumbuhan Tiongkok diperkirakan akan melambat.
"Di sisi lain, ketika peningkatan permintaan terhadap jasa pascapandemi berkurang, mungkin ada penyeimbangan kembali permintaan terhadap barang di tahun mendatang," katanya. (end/bussinesstimes.com.SG)