GARUDA DIKABARKAN BERUNDING SOAL BESARAN SUNTIKAN DANA DANANTARA

  • Info Pasar & Berita
  • 04 Jun 2025

15440976

IQPlus, (4/6) - Garuda Indonesia tengah berunding dengan perusahaan pengelola dana investasi negara Danantara mengenai suntikan dana sekitar US$500 juta, menurut sumber yang mengetahui masalah ini, karena maskapai nasional yang tengah berjuang ingin mengembalikan kondisi bisnisnya.

Kesepakatan dapat dicapai secepatnya pada bulan Juni atau Juli dan akan menjadi bagian dari tahap awal pendanaan yang dapat dilakukan dalam dua bagian untuk membantu maskapai tersebut memperbaiki keuangannya, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat pribadi.

Sebagian uang tersebut direncanakan akan diberikan kepada maskapai berbiaya rendah milik Garuda, Citilink, untuk mengembalikan lebih dari selusin jetnya ke udara, kata sumber tersebut. Pemerintah Indonesia juga mempertimbangkan untuk memindahkan kendali Citilink ke perusahaan minyak milik negara, PT.Pertamina, kata mereka, seraya menambahkan bahwa diskusi masih berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang dibuat.

Perwakilan Garuda menolak berkomentar mengenai bantuan keuangan spesifik yang mungkin diberikan Danantara, dan malah merujuk pada pernyataan yang dibuat bulan lalu, di mana maskapai tersebut mengatakan bahwa "tindakan korporasi tersebut sepenuhnya berada di bawah kewenangan pemegang saham dan pemangku kepentingan terkait".

Perwakilan Danantara menolak berkomentar. PT.Pertamina mengatakan bahwa "Kementerian Badan Usaha Milik Negara pernah memiliki ide tentang penggabungan Pelita Air dan Citilink, tetapi hingga saat ini, kami belum mendapat informasi lebih lanjut", mengacu pada maskapai penerbangan anak usaha tersebut.

Garuda, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara, kembali mengalami kerugian bersih tahun lalu setelah dua tahun untung berkat lonjakan perjalanan pasca-Covid-19. Perjuangan keuangan yang sedang berlangsung membuat maskapai tersebut menunjuk kepala eksekutif baru, Wamildan Tsani Panjaitan, pada bulan November, yang memiliki misi untuk memperbaiki neraca keuangannya dan memperluas jaringan internasionalnya.

Hingga Desember, Garuda memiliki utang sekitar US$1,4 miliar lebih banyak daripada asetnya, kekurangan modal yang menurut beberapa analis perlu ditutup sebelum maskapai tersebut dapat beroperasi secara normal lagi sebagai perusahaan dan memperoleh pendanaan eksternal tambahan.

Situasi maskapai tersebut telah menarik perhatian Presiden Prabowo Subianto dan, pada bulan Maret, pemerintah Indonesia mengalihkan 65 persen sahamnya di Garuda kepada Danantara sebagai bagian dari perombakan besar-besaran yang dilakukan Prabowo terhadap cara negara menjalankan perusahaan milik negara.

Maskapai penerbangan berusia 76 tahun ini merupakan perusahaan besar dan moda transportasi utama bagi Indonesia, negara yang terdiri dari 17.000 pulau di wilayah yang membentang dari New York hingga London. (end/Bloomberg)



Kembali ke Blog