28924738
IQPlus, (17/10) - Harga minyak anjlok lebih dari 1 persen pada hari Kamis setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk segera bertemu di Hongaria guna membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, yang menimbulkan ketidakpastian atas pasokan energi global.
Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup 85 sen, atau 1,37 persen, lebih rendah pada US$61,06 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup 81 sen, atau 1,39 persen, lebih rendah pada US$57,46. Harga tersebut merupakan penutupan terendah untuk kedua patokan tersebut sejak 5 Mei.
Trump mengatakan bahwa ia dan Putin sepakat pada hari Kamis untuk segera bertemu di Budapest guna membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, satu hari sebelum presiden AS dijadwalkan berbicara dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky. Tanggal pertemuan puncak tersebut tidak disebutkan.
"Ketegangan geopolitik antara Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina mulai memanas kembali," ujar Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics, yang mendorong beberapa pelaku pasar untuk melonggarkan posisi mereka.
Yang juga membebani harga, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS meningkat 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 288.000 barel.
Peningkatan persediaan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan sebagian besar disebabkan oleh penurunan utilisasi kilang karena kilang-kilang memasuki masa pemulihan di musim gugur.
"Laporan yang sedikit bearish, dengan penumpukan minyak mentah yang besar diimbangi oleh penarikan distilat yang besar, tetapi dengan permintaan minyak tersirat yang jauh lebih lemah daripada minggu lalu," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Data tersebut juga menunjukkan peningkatan produksi AS menjadi 13,636 juta barel per hari, rekor tertinggi.
Sementara itu, para pedagang juga mengantisipasi potensi penghentian impor minyak Rusia oleh India, yang dapat mengubah arus dan meningkatkan permintaan pasokan dari negara lain. (end/Reuters)