HARGA MINYAK MENGUAT HARI SENIN

  • Info Pasar & Berita
  • 23 Des 2025

35625081

IQPlus, (23/12) - Harga minyak menguat pada hari Senin setelah Penjaga Pantai AS mencoba mencegat sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional dekat Venezuela sehari sebelumnya, dan Ukraina merusak dua kapal dan dermaga di Rusia, meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak.

Harga minyak mentah Brent naik US$1,60, atau 2,7 persen, menjadi US$62,07 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$1,49, atau 2,6 persen, menjadi US$58,01 per barel.

Penjaga Pantai AS mencoba mencegat sebuah kapal tanker minyak pada hari Minggu yang menurut pejabat AS merupakan bagian dari upaya penghindaran sanksi ilegal Venezuela, operasi ketiga semacam itu bulan ini. Pengejaran tersebut menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump pekan lalu tentang blokade kapal tanker minyak yang dikenai sanksi yang masuk dan keluar Venezuela.

Para pelaku pasar melihat risiko gangguan terhadap ekspor minyak Venezuela karena embargo AS, setelah sebelumnya meremehkan risiko tersebut, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Minyak mentah Venezuela menyumbang 1 persen dari pasokan global, dan sebagian besar dibeli oleh China. Beijing pada hari Senin mengatakan penyitaan kapal negara lain oleh AS merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, setelah AS pada hari Sabtu mencegat kapal tanker minyak yang menuju China di lepas pantai Venezuela.

Harga minyak juga naik karena laporan serangan drone Ukraina terhadap kapal-kapal Rusia di pelabuhan Laut Hitam, kata perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Serangan drone Ukraina merusak dua kapal, dua dermaga, dan memicu kebakaran di sebuah desa di pantai Laut Hitam di wilayah Krasnodar, Rusia, kata otoritas regional pada hari Senin. Wilayah Laut Hitam sangat penting untuk ekspor energi Rusia.

"Kami memperkirakan konsolidasi lebih lanjut minggu ini di tengah volume liburan yang berkurang dan kebuntuan yang berkelanjutan antara fundamental minyak yang memburuk dan kebutuhan untuk mempertahankan beberapa premi risiko geopolitik terkait Ukraina/Rusia dan Venezuela," kata Ritterbusch and Associates. (end/Reuters)

Kembali ke Blog