HARGA MINYAK NAIK KARENA POSITIFNYA DATA EKONOMI AS

  • Info Pasar & Berita
  • 16 Agt 2024

22825861

IQPlus, (16/8)- Harga minyak naik lebih dari US$1 per barel pada hari Kamis (15 Agustus) setelah data ekonomi Amerika Serikat meredakan kekhawatiran akan resesi di ekonomi terbesar dunia, meskipun kenaikan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran akan melambatnya permintaan global.

Harga minyak mentah Brent ditutup naik US$1,28, atau 1,6 persen, menjadi US$81,04 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$1,18, atau 1,53 persen, menjadi US$78,16.

Data menunjukkan penjualan ritel AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli. Laporan lain menunjukkan peningkatan yang lebih kecil dari yang diharapkan dalam jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran.

Data ekonomi yang positif menjadi indikator bahwa kita sedang menuju soft landing," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Data dari Departemen Tenaga Kerja pada hari Rabu menunjukkan harga konsumen AS naik moderat pada bulan Juli. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan depan, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan konsumsi minyak.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari kekhawatiran tentang bagaimana Iran akan menanggapi pembunuhan pemimpin kelompok militan Palestina Hamas bulan lalu.

Geopolitik dan risiko meluasnya konflik di Timur Tengah menopang harga, karena ancaman pembalasan terus menguat,. kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.

Putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, saat otoritas kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas akibat perang telah melampaui 40.000 dan tekanan untuk mengakhiri perang di daerah kantong Palestina meningkat.

Konflik Rusia-Ukraina juga membuat harga terus naik. Rusia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan meningkatkan pertahanan perbatasan, meningkatkan komando dan kontrol, serta mengirim pasukan tambahan, beberapa hari setelah Ukraina melakukan serangan terbesar terhadap wilayah kedaulatannya sejak Perang Dunia Kedua. (end/Reuters)



Kembali ke Blog