HARGA MINYAK TURUN JUMAT SIANG INI

  • Info Pasar & Berita
  • 15 Agt 2025

22654972

IQPlus, (15/8) - Harga minyak turun pada hari Jumat karena data ekonomi yang mengkhawatirkan dari AS dan Tiongkok, dua pengguna minyak terbesar dunia, meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar sementara investor juga menunggu pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Harga minyak mentah Brent turun 39 sen, atau 0,58%, menjadi $66,45 per barel pada pukul 07.50 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 42 sen, atau 0,66%, menjadi $63,54.

Untuk minggu ini, WTI diperkirakan turun 0,5% sementara Brent diperkirakan turun 0,2%.

Data pemerintah Tiongkok yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan output pabrik merosot ke level terendah dalam delapan bulan dan pertumbuhan penjualan ritel tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember, membebani sentimen meskipun produksi minyak di negara pengguna minyak mentah terbesar kedua di dunia tersebut lebih tinggi.

Data pemerintah yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan produksi di kilang-kilang Tiongkok naik 8,9% year-on-year pada bulan Juli, namun angka tersebut lebih rendah dari level Juni, yang merupakan level tertinggi sejak September 2023. Meskipun produksi meningkat, ekspor produk minyak Tiongkok bulan lalu juga naik dibandingkan tahun lalu, menunjukkan permintaan bahan bakar domestik yang lebih rendah.

Prakiraan surplus pasar minyak yang terus meningkat juga membebani sentimen, begitu pula prospek suku bunga AS yang lebih tinggi dan berjangka panjang.

Para analis Bank of America mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Kamis bahwa mereka memperluas prakiraan surplus pasar minyak dengan alasan meningkatnya pasokan dari OPEC+, sebuah kelompok yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia, dan sekutu lainnya.

Para analis kini memproyeksikan surplus rata-rata sebesar 890.000 barel per hari dari Juli 2025 hingga Juni 2026.

Prakiraan tersebut menyusul prediksi awal pekan ini dari Badan Energi Internasional yang menyatakan bahwa pasar minyak tampak "membengkak" setelah peningkatan produksi OPEC+.

Di AS, data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan angka ketenagakerjaan yang lemah telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga bulan depan.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong aktivitas ekonomi, yang berdampak positif bagi permintaan minyak. (end/Reuters)


Kembali ke Blog