ICSG: PRODUKSI LAMBAT AKAN DORONG PASAR TEMBAGA DEFISIT DI 2026

  • Info Pasar & Berita
  • 09 Okt 2025

1759972338959527

IQPlus, (9/10) - Pasar tembaga olahan global diperkirakan akan mengalami defisit 150.000 metrik ton pada tahun 2026, dari surplus yang sebelumnya diperkirakan sebesar 209.000 ton akibat perlambatan pertumbuhan produksi, menurut International Copper Study Group (ICSG).

Harga tembaga sempat mencapai level tertinggi dalam 16 bulan pada hari Rabu akibat kekhawatiran akan potensi kekurangan pasokan akibat serangkaian gangguan pertambangan baru-baru ini di Indonesia, Chili, dan Kongo.

Insiden-insiden ini mendorong ICSG untuk merevisi turun proyeksi pertumbuhan produksi tambang global tahun 2025 menjadi 1,4% dari 2,3% yang diperkirakan pada bulan April, ungkapnya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Untuk tahun 2025, insiden-insiden ini akan mempersempit surplus di pasar tembaga olahan menjadi 178.000 ton dari perkiraan sebelumnya sebesar 289.000 ton.

Pada tahun 2026, badan industri ini memperkirakan produksi tambang akan meningkat sebesar 2,3% karena peningkatan kapasitas baru atau perluasan di seluruh dunia, peningkatan produksi dari Chili, Peru, dan Zambia, serta pemulihan sektor pertambangan di Indonesia.

Pertumbuhan produksi tembaga olahan diperkirakan akan melambat menjadi 0,9% pada tahun 2026 dari 3,4% pada tahun 2025, karena terbatasnya ketersediaan konsentrat tembaga akan mengimbangi sebagian peningkatan produksi dari skrap.

ICSG kini memperkirakan penggunaan tembaga olahan global akan meningkat sebesar 2,1% menjadi 28,7 juta ton pada tahun 2026, dibandingkan dengan 3% pada tahun 2025, karena pertumbuhan konsumsi di Tiongkok akan melambat.

Tiongkok menyumbang 58% dari penggunaan tembaga olahan global.

"Asia akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan global, sementara permintaan di kawasan-kawasan utama pengguna tembaga lainnya tetap rendah, terutama di Uni Eropa dan Jepang," kata ICSG. (end/Reuters)

Kembali ke Blog