58102649
IQPlus, (16/9) - Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global akan terhenti pada kuartal keempat tahun ini karena perlambatan ekonomi semakin dalam. Akan tetapi, permintaan bakal kembali tumbuh dengan kuat pada 2023.
Prospek mempertahankan pandangan yang relatif bullish untuk pertumbuhan yang kuat tahun depan meskipun ada hambatan ekonomi. Hal itu dibangun di atas ekspektasi bahwa penguncian covid-19 di Tiongkok akan mereda, sementara pertumbuhan perjalanan udara akan meningkatkan permintaan bahan bakar jet.
"Permintaan minyak global tetap di bawah tekanan dari ekonomi Tiongkok yang goyah dan perlambatan berkelanjutan di ekonomi OECD," kata IEA, yang berbasis di Paris, dalam laporan minyak bulanannya, dilansir dari CNBC International, Jumat, 16 September 2022.
IEA memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak di tahun ini sebesar 110 ribu barel per hari (bph) menjadi dua juta barel per hari sambil mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2023 sebesar 2,1 juta barel per hari.
Negara-negara kaya di Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyumbang sebagian besar kenaikan permintaan tahun ini. Sementara negara-negara di luar kelompok itu terutama Tiongkok akan mendukung pertumbuhan di tahun depan asalkan Beijing melonggarkan pembatasan covid-nya.
"Negara-negara non-OECD akan menutupi tiga perempat dari keuntungan 2023 jika Tiongkok dibuka kembali seperti yang diharapkan," kata IEA.
Mengimbangi pukulan terhadap permintaan oleh ekonomi, peralihan dari gas ke minyak untuk pembangkit listrik akan memberikan dorongan 700 ribu barel per hari pada kuartal terakhir tahun ini dan yang pertama dari berikutnya terutama di Eropa dan Timur Tengah.
Sementara itu, ekspor minyak Rusia akan naik karena Uni Eropa berencana untuk memberlakukan larangan pada layanan maritim yang mengangkutnya pada 5 Desember. Larangan itu akan mendorong produksi minyak Rusia turun menjadi 9,5 juta barel per hari pada Februari tahun depan atau turun 1,9 juta barel per hari dibandingkan dengan Februari 2022. (end/ba)