IMF: PERPECAHAN PERDAGANGAN AS DAN TIONGKOK ANCAM PEREKONOMIAN GLOBAL

  • Info Pasar & Berita
  • 13 Mei 2024

13348338

IQPlus, (13/5) - Wakil Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath menyebutkan perbedaan antara blok ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Barat dan Tiongkok mengancam kerja sama perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Gita Gopinath mengatakan dalam pidatonya di Universitas Stanford bahwa peristiwa seperti pandemi global dan invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu hubungan perdagangan global dengan cara yang belum pernah terjadi sejak Perang Dingin.

"Negara-negara di seluruh dunia semakin dipandu oleh keamanan ekonomi dan kekhawatiran keamanan nasional dalam menentukan dengan siapa mereka berdagang dan berinvestasi," katanya, dikutip dari CNBC International, Senin, 13 Mei 2024.

Ia menambahkan hal ini mengakibatkan semakin banyak negara yang memihak antara Tiongkok dan AS. "Meskipun penguatan ketahanan ekonomi tidak selalu buruk, namun tren fragmentasi mengancam peralihan dari sistem perdagangan global berbasis aturan dan pembalikan signifikan keuntungan dari integrasi ekonomi," kata Gopinath.

Ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat ketika AS meningkatkan pembatasan perdagangan dan sanksi terhadap Tiongkok, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional. Sementara kekhawatiran atas kemajuan Beijing di Laut Cina Selatan dan retorika seputar Taiwan juga memperburuk sentimen.

Meningkatnya ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini tercermin secara global, dengan lebih dari 3.000 pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh negara-negara di seluruh dunia pada 2022 dan 2023, atau lebih dari tiga kali lipat dibandingkan 2019, menurut data yang dikumpulkan oleh IMF.

"Perdagangan antara blok Tiongkok dan AS telah menurun dibandingkan dengan perdagangan antar negara-negara dalam kelompok tersebut. Blok AS sebagian besar mencakup Eropa, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Sedangkan negara-negara yang condong ke Tiongkok meliputi Rusia, Eritrea, Mali, Nikaragua, dan Suriah," pungkas Gopinath. (end/ba)



Kembali ke Blog