61083350
IQPlus, (19/9) - Juru Bicara Dana Moneter Internasional (IMF) Gerry Rice mengatakan risiko penurunan terus mendominasi prospek ekonomi global dan beberapa negara diperkirakan tergelincir ke dalam resesi pada 2023. Meski demikian, terlalu dini untuk menyebut bakal ada resesi global yang meluas atau tidak.
Rice mengatakan data frekuensi tinggi menunjukkan hilangnya momentum lebih lanjut pada kuartal ketiga, mengingat inflasi tinggi yang terus berlanjut, masalah rantai pasokan, dan kondisi pasar keuangan yang lebih ketat. Akan tetapi, ia tidak memberikan rincian tentang revisi lebih lanjut terhadap prospek IMF.
IMF pada Juli merevisi turun pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,2 persen pada 2022 dan 2,9 persen pada 2023. IMF akan merilis pandangan baru bulan depan. "Jelas apa yang kami cirikan sebagai perlambatan ekonomi global hanya meningkat dalam beberapa minggu dan bulan terakhir," kata Rice, dilansir dari The Business Times, Senin, 19 September 2022.
Dia mengatakan penguncian covid-19 yang berkelanjutan dan masalah real estat membebani aktivitas ekonomi di Tiongkok. Sementara penguatan dolar AS memiliki implikasi bagi banyak negara. "Risiko penurunan terus mendominasi prospek hanya dengan sejumlah besar ketidakpastian yang perlu diperhitungkan," katanya.
"Kami memperkirakan beberapa negara akan menghadapi resesi di 2023. Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu akan menjadi resesi global yang meluas," tambahnya.
Bahkan jika beberapa negara secara teknis tidak dalam resesi, lanjutnya, itu akan terasa seperti resesi bagi banyak orang di seluruh dunia. Dia mencatat bahwa di Afrika saja, kelaparan telah melonjak 1/3 selama dua tahun terakhir dan memengaruhi 123 juta orang.
"Apapun yang Anda ingin menyebutnya, itu adalah situasi yang mengerikan bagi orang-orang itu," pungkasnya. (end/ba)