16234442
IQPlus, (12/6) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin penguatan kerja sama bilateral bersama Swiss terkait akses tenaga kerja muda dan pekerja sektor hijau, serta kelompok rentan termasuk penyandang disabilitas.
"Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberi dampak dan afirmasi langsung, khususnya bagi penyandang disabilitas yang kerap menghadapi hambatan dalam dunia kerja, sekaligus bertujuan pada akses yang inklusif pada kemandirian ekonomi,. kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swiss di sela-sela Konferensi Perburuhan Internasional (International Labour Conference/ILC) sesi ke-113 di Gedung PBB Jenewa, Menaker mengatakan Indonesia juga mengusulkan digitalisasi layanan ketenagakerjaan publik yang lebih inklusif.
"Termasuk peningkatan kapasitas petugas pengantar kerja, penguatan sistem pembayaran upah digital, dan perluasan akses keuangan untuk wirausaha muda binaan Kemnaker,. katanya.
Salah satu bentuk kerja sama konkret, lanjut Yassierli, adalah kelanjutan proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) yang telah dilaksanakan sejak 2020 di sejumlah Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP), seperti di Aceh, Ambon, Lombok Timur, dan Ternate.
Program ini menyiapkan tenaga kerja terampil di bidang energi surya, hidro, dan hibrida untuk mendukung transisi energi Indonesia serta pencapaian target nasional pengurangan emisi karbon.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan dalam hal kelengkapan peralatan pelatihan dan pendanaan keberlanjutan.
Indonesia berharap dukungan Swiss dalam kelanjutan fase kedua program ini agar manfaatnya tidak terputus bagi masyarakat lokal.
Yassierli juga menyampaikan ketertarikan terhadap sistem pemagangan Swiss yang dinilai berhasil membangun jembatan antara pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja.
Sistem tersebut tidak hanya teknis, tetapi juga mengutamakan pendekatan budaya dan partisipasi keluarga, menjadikannya model yang relevan untuk direplikasi di Indonesia.
Kedua negara juga tengah menjajaki kerja sama antar lembaga vokasi di bidang teknologi dan kecerdasan buatan (AI), guna mempersiapkan SDM Indonesia menghadapi tantangan transformasi digital global.
Sebagai tindak lanjut pertemuan bilateral ini, kedua negara direncanakan akan menyelenggarakan Labour Tripartite Dialogue kelima pada 21.24 Oktober 2025 di Bern, Swiss.
.Kami percaya, kerja sama bilateral ini menjadi instrumen strategis untuk mendorong ketenagakerjaan yang lebih adil, adaptif, dan inklusif, sesuai arah pembangunan Indonesia ke depan,. kata Yassierli.(end/ant)