INDOSAT RAIH PENDAPATAN Rp27,1 TRILIUN HINGGA JUNI 2025

  • Info Pasar & Berita
  • 30 Jul 2025

21043029

IQPlus, (30/7) - Selama semester pertama tahun keuangan 2025, PT Indosat, Tbk (.Perusahaan.) berhasil meraih laba bersih yang konsisten meskipun menghadapi tantangan dalam lingkungan bisnis. Perusahaan mencatat penurunan total pendapatan sebesar 3,1% YoY menjadi Rp27.109,6 miliar, EBITDA menurun sebesar 4,2% YoY menjadi Rp12.855,4 miliar yang menghasilkan margin EBITDA sebesar 47,4%.

Dalam siaran pers ISAT (30/7) disebutkan Perusahaan berhasil menghasilkan Laba Periode Berjalan yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk yang solid sebesar Rp2.335,3 miliar, hal ini menegaskan fundamental Perusahaan yang kuat dan kemampuan menciptakan nilai untuk semua pemegang saham.

Basis pelanggan Perusahaan tercatat sebanyak 95,4 juta pada SMT1 2025, sementara ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp38,9 ribu pada SMT1 2025, mencatat kenaikan sebesar 2,5% atau Rp1,0 ribu lebih tinggi daripada SMT1 2024.

Trafik data mengalami peningkatan sebesar 3,6% YoY pada SMT1 2025. Perusahaan memperluas infrastruktur jaringannya, meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203 ribu untuk menangani pertumbuhan trafik data secara efektif dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggannya.

Pada tanggal 21 Mei 2025, Indosat secara resmi meresmikan AI Experience Center (AIEC) di Jayapura, Provinsi Papua, sebagai bagian dari komitmennya untuk memperluas akses dan manfaat teknologi kecerdasan buatan (AI) bagi masyarakat di wilayah Indonesia Timur. AI Experience Center di Jayapura berfokus pada dua sektor utama: pendidikan dan kesehatan.

Di bidang pendidikan, teknologi AI memungkinkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan mudah diakses bagi siswa di daerah tertinggal dan terpencil, mendorong pemerataan kesempatan pendidikan di seluruh negeri. Di bidang kesehatan, teknologi AI memungkinkan diagnosis penyakit seperti tuberkulosis secara lebih cepat dan akurat, memberikan dukungan penting bagi tenaga medis di fasilitas dengan sumber daya terbatas.

Bertepatan dengan ajang Mobile World Congress (MWC) Shanghai pada 18 Juni 2025, Perusahaan dan Transsion Holdings secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) strategis untuk mempercepat inklusi digital di Indonesia. Kolaborasi ini menggabungkan kekuatan layanan konektivitas andal IM3 dan Tri milik Indosat dengan keunggulan Transsion dalam menghadirkan perangkat digital yang terjangkau, guna membuka akses masyarakat, khususnya di wilayah terpencil dan tertinggal, terhadap layanan digital yang lancar dan terintegrasi.

Perusahaan telah mengumumkan laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit untuk Semester Pertama 2025 (.SMT1 2025.). Laporan keuangan konsolidasian interim yang tidak diaudit ini disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia.

Pendapatan tercatat sebesar Rp27.109,6 miliar pada SMT1 2025, menurun sebesar Rp866,7 miliar atau turun sebesar 3,1% dibandingkan SMT1 2024. Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Perusahaan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 83,9%, 14,6%, dan 1,5% terhadap pendapatan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2025.

- Pendapatan Selular menurun sebesar 3,6% dibandingkan SMT1 2024, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan data, telepon dan SMS yang diimbangi kenaikan jasa nilai tambah dan jasa interkoneksi.

- Pendapatan MIDI meningkat sebesar 1,2% dibandingkan SMT1 2024, disebabkan kenaikan layanan IT yang diimbangi oleh penurunan pendapatan konektivitas tetap dan dan internet tetap.

- Pendapatan Telekomunikasi Tetap menurun sebesar 13,2% dibandingkan SMT1 2024 dikontribusi oleh penurunan pendapatan telepon internasional yang dimbangi oleh kenaikan telepon jaringan tetap.

Beban - beban sebesar Rp21.926.0 miliar pada SMT1 2025, turun sebesar Rp297,6 miliar atau 1,3% lebih rendah dibandingkan SMT1 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban karyawan, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan kenaikan penghasilan (beban) operasional lain-lain - bersih yang diimbangi dengan kenaikan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi.

- Beban Penyelenggaraan Jasa: meningkat sebesar Rp390,4 miliar atau 3,5% lebih tinggi dibandingkan SMT1 2024, hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban kemitraan, instalasi, utilitas, pemeliharaan dan biaya hak penggunaan frekuensi, yang diimbangi dengan penurunan sewa dan jasa, interkoneksi, paket perdana dan voucher.

- Beban Penyusutan dan Amortisasi: meningkat sebesar Rp231,3 miliar atau 3,0% lebih tinggi dibandingkan SMT1 2024 terutama disebabkan oleh penambahan aset tetap yang berasal dari penggelaran jaringan.

- Beban Karyawan: menurun sebesar Rp456,3 miliar atau 23,3% lebih rendah dibandingkan SMT1 2024, terutama disebabkan oleh penurunan beban bonus, insentif, imbalan karyawan lainnya dan tunjangan pajak penghasilan yang diimbangi kenaikan gaji.

- Beban Pemasaran: menurun sebesar Rp183,4 miliar atau 18,6% lebih rendah dibandingkan SMT1 2024, utamanya dikarenakan penurunan biaya akuisisi pelanggan, agen pemasaran, iklan dan pameran yang diimbangi dengan kenaikan jaringan pemasaran.

- Beban Umum dan Administrasi: menurun sebesar Rp60,6 miliar atau 13,0% lebih rendah dibandingkan SMT1 2024, terutama disebabkan oleh penurunan beban jasa profesional, hubungan masyarakat dan jasa pengelolaan yang diimbangi oleh kenaikan beban provisi penurunan nilai piutang bersih dan transportasi.

- Penghasilan (Beban) operasional lain-lain - bersih: meningkat sebesar Rp219.0 miliar atau 269.0% lebih tinggi dibandingkan SMT1 2024, utamanya disebabkan oleh pembalikan provisi pajak satu-kali, dan penurunan bagian atas rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama. Beban lain-lain - bersih: Perusahaan mencatat beban sebesar Rp2.099,4 miliar, meningkat sebesar Rp68,4 miliar atau 3,4% lebih tinggi dibandingkan SMT1 2024 disebabkan oleh penurunan penghasilan bunga dan kenaikan (kerugian) keuntungan selisih kurs - bersih

Laba Periode Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk: Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp2.335,3 miliar atau menurun sebesar Rp399,4 miliar, terutama disebabkan penurunan pendapatan, kenaikan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi dan beban lain-lain-bersih yang dimbangi oleh penurunan beban karyawan, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan kenaikan penghasilan (beban) operasional lain-lain - bersih.

- Aset lancar meningkat sebesar 3,1% menjadi Rp15.332,2 miliar, terutama karena kenaikan piutang usaha, kas dan setara kas.

- Aset tidak lancar meningkat sebesar 2,7% menjadi Rp102.172,2 miliar terutama diakibatkan karena kenaikan aset tetap dan asset tidak lancar lain-lain.

- Liabilitas jangka pendek meningkat sebesar 9,9% menjadi Rp34.069,5 miliar yang utamanya disebabkan oleh kenaikan bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang, utang usaha, utang pajak dan liabilitas sewa yang diimbangi oleh penurunan kewajiban imbalan kerja jangka pendek dan bagian lancar utang pengadaan .

- Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar 1,0% menjadi Rp47.191,1 miliar diakibatkan kenaikan pinjaman jangka panjang dan pendapatan diterima dimuka - jangka panjang. (end)








Kembali ke Blog