ISTANA: DANANTARA KONSOLIDASI ASET NEGARA BANGUN INDUSTRI STRATEGIS

  • Info Pasar & Berita
  • 24 Feb 2025

05460706

IQPlus, (24/2) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebut Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) merupakan strategi Presiden Prabowo Subianto untuk mengkonsolidasikan kekayaan dan aset negara untuk membangun sektor industri strategis.

Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, meresmikan BPI Danantara, sekaligus mengumumkan Danantara sebagai sovereign wealth fund Indonesia.

"Danantara nanti akan membiayai sendiri bidang industri strategis, antara lain untuk hilirisasi nikel, kobalt, untuk mengembangkan kecerdasan buatan, untuk pembuatan kilang-kilang minyak dan industri pendukungnya, yang akan menopang bangsa Indonesia melompat sebagai negara maju dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen,"kata Hasan Nasbi di Jakarta, Senin.

Dia melanjutkan langkah yang akan dilakukan Danantara itu merupakan upaya menjalankan perintah konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".

Oleh karena itu, Hasan optimistis Danantara dapat menjadi jalan keluar atas paradoks yang dialami negara- negara berkembang dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Paradoks itu, juga menjadi isu utama yang ditulis oleh Presiden Prabowo Subianto dalam bukunya berjudul "Paradoks Indonesia".

"Ini ikhtiar pemerintah untuk menyelesaikan paradoks Indonesia, seperti yang dituliskan Presiden Prabowo Subianto dalam buku beliau. Tidak perlu didebat lagi, bangsa kita kaya, harusnya kita lebih makmur. Tetapi kenyataannya, sampai 80 tahun Indonesia berdiri masih ada ketimpangan, masih ada masyarakat yang miskin, masih ada yang belum bisa makan, masih ada wilayah yang tertinggal pembangunan. Ini semua harus segera diselesaikan. Jadi, paradoks Indonesia harus diselesaikan," kata Hasan Nasbi. (end/ant)




Kembali ke Blog