21256635
IQPlus, (31/7) - Diplomat Mata Uang Utama Baru Jepang Atsushi Mimura mengatakan Jepang akan mempertahankan pendekatan dasarnya terhadap yen. Kondisi itu dengan intervensi tetap menjadi pilihan untuk mengatasi pergerakan nilai tukar yang sangat fluktuatif.
"Jepang akan bertindak berdasarkan komitmen yang disepakati secara internasional bahwa nilai tukar harus ditentukan oleh pasar, tetapi volatilitas yang berlebihan atau pergerakan yang tidak teratur dapat berdampak buruk pada stabilitas ekonomi dan keuangan," kata Mimura, dikutip dari CNBC International, Rabu, 31 Juli 2024.
"Telah disepakati secara internasional bahwa tindakan termasuk intervensi diperbolehkan bila diperlukan," tambahnya.
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Internasional Kementerian, pria berusia 57 tahun itu menjadi Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional .sebuah jabatan yang mengawasi kebijakan mata uang Jepang dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi dengan negara-negara lain.
Pengangkatan Mimura terjadi saat mata uang Jepang menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang tentatif dari posisi terendah dalam 38 tahun, karena investor melepas taruhan jangka panjang mereka terhadap mata uang tersebut menjelang pertemuan Bank of Japan.
Meskipun yen yang lemah memberikan dorongan bagi ekspor, yen telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan karena mendorong naiknya biaya impor dan merugikan konsumsi.
Pendahulunya, Masato Kanda memimpin intervensi pembelian yen besar-besaran pada 2022 dan 2024 selama tiga tahun menjabat dan juga dikenal agresif memperingatkan pasar agar tidak menekan yen.
"Pergantian wakil menteri keuangan untuk urusan internasional tidak berarti perubahan kebijakan dasar tidak hanya untuk valuta asing tetapi berbagai hal karena diputuskan oleh kementerian keuangan sebagai sebuah lembaga," pungkas Mimura. (end/ba)