33232902
IQPlus, (29/11) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan kondisi fiskal yang sehat merupakan sumber kepastian terbaik untuk perekonomian suatu negara di tengah gejolak ekonomi.
Fiskal yang sehat akan bisa membantu masyarakat maupun pelaku usaha yang terkena dampak gejolak perekonomian.
"Dengan fiskal yang sehat, kita akan lebih berdaya tahan dari banyak negara lain dan dapat mendukung transformasi ekonomi yang sedang terjadi juga," ucap Febrio dalam acara "Smart Business Outlook 2024" di Jakarta, Selasa.
Ia mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kondisi fiskal yang sehat, terlihat dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus menurun, bahkan saat ini lebih baik dari Undang-Undang APBN 2023 yang disahkan pada Oktober 2022.
Pada desain awal APBN 2023, target defisit ditetapkan sebesar 2,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp598,2 triliun.
Febrio Kacaribu juga menyampaikan, belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar Rp3.325 triliun digunakan untuk mengakselerasi transformasi ekonomi.
Transformasi ekonomi diperlukan untuk menghadapi gejolak dan perkembangan dinamika global yang masih dilanda ketidakpastian hingga saat ini.
"Selain APBN bisa menjadi peredam kejut (shock absorber) saat dibutuhkan, kami ingin pastikan sumber daya dalam APBN harus digunakan se-efisien mungkin untuk mendorong transformasi ekonomi," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Melalui belanja APBN 2024, ia memastikan anggaran bisa mendorong produktivitas perekonomian semakin tinggi, dengan nilai tambah yang semakin tinggi dan lingkungan yang hijau.
Dengan demikian, belanja APBN tidak hanya melindungi 40 persen masyarakat rentan dan miskin terbawah lewat berbagai program sosial, namun turut membantu mereka menjadi produktif dengan ekonomi yang semakin maju.
Alhasil, kata Febrio, dasar ekonomi 2024 akan semakin kuat dan bisa membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen, sehingga Indonesia bisa mengejar cita-cita negara maju di 2045. (end/ant)