26750989
IQPlus, (24/9) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) per 31 Agustus 2024 telah mencapai Rp383,8 triliun, dengan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Layanan Umum (BLU) menjadi kontributor utama.
Realisasi itu setara dengan 78 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, atau meningkat dari Juli 2024 yang sebesar Rp338 triliun.
"Capaian ini utamanya disumbang peningkatan kinerja BUMN dan satker Badan Layanan Umum (BLU)," kata Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa.
Wamenkeu yang akrab disapa Tommy itu merinci, capaian PNBP berasal dari penerimaan sumber daya alam (SDA) migas sebesar Rp73,1 triliun dan SDA nonmigas Rp78,4 triliun.
Penerimaan SDA migas terkontraksi 5,1 persen (year-on-year/yoy) dipengaruhi penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan lifting minyak bumi akibat tertundanya onstream. Faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu penyusutan produksi alamiah sumur migas yang tinggi, sejalan dengan fasilitas produksi migas utama yang telah menua.
Realisasi SDA nonmigas juga mengalami kontraksi, yakni sebesar 19,5 persen yoy akibat moderasi harga batu bara, sehingga royalti batu bara berkurang 29,2 persen.
Kemudian, penerimaan dari BLU tercatat sebesar Rp64,2 triliun, tumbuh 18,8 persen yoy terutama berasal dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit, dan pendapatan pengelolaan dana BLU. Sementara pendapatan BLU Pengelola Dana, khususnya pendapatan pungutan ekspor sawit, mengalami perlambatan 14,3 persen yoy.
Selanjutnya, pendapatan negara yang berasal dari kekayaan negara dipisahkan (KND) tercatat sebesar Rp70,3 triliun, meningkat 7,4 persen.
"Realisasi pertumbuhan KND sebesar 7,4 persen, kontributor utamanya berasal dari pembayaran dividen bank-bank Himbara untuk tahun buku 2023," ujar Tommy. (end/ant)