18427713
IQPlus, (3/7) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan aktivitas manufaktur Indonesia tetap melanjutkan tren ekspansif selama 34 bulan berturut-turut per Juni 2024 di tengah gejolak pasar keuangan.
"Di tengah stagnasi ekonomi global dan gejolak pasar keuangan, PMI Indonesia masih dalam tren ekspansif," kata Febrio di Jakarta, Selasa.
Purchasing Managers. Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 50,7, sedikit melandai dibandingkan Mei yang berada pada level 52,1. Kinerja manufaktur didorong oleh tingkat output dan permintaan yang masih ekspansif.
Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang juga mencatatkan aktivitas manufaktur ekspansif, antara lain China dan Amerika Serikat masing-masing di level 51,8 dan 51,7.
PMI manufaktur negara kawasan ASEAN seperti Vietnam dan Thailand juga ekspansif, masing-masing di level 54,7 dan 51,7.
Di sisi lain, aktivitas manufaktur kawasan Eropa masih berada pada zona kontraksi di level 45,6. Negara-negara di kawasan Eropa seperti Jerman dan Perancis mengalami kontraksi masing-masing ke level 43,4 dan 45,3.
"Kita berharap tren manufaktur Indonesia berlanjut ke bulan-bulan berikutnya dengan kualitas yang semakin baik. Pemerintah mengupayakan berbagai dukungan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas perekonomian nasional ke depan," ujar Febrio.
ementerian Keuangan menyatakan berbagai program bantuan sosial (bansos) yang digulirkan oleh Pemerintah hingga aktivitas ekonomi domestik berperan dalam menurunkan tingkat kemiskinan pada Maret 2024.
"Penurunan angka kemiskinan pada Maret 2024 ditopang oleh solidnya aktivitas ekonomi domestik dan berbagai program bantuan sosial Pemerintah, khususnya dalam merespons kenaikan inflasi pangan pada awal 2024," katanya. (emd/ant)