KORSEL CARI SOLUSI SOAL TARIF OTOMOTIF DENGAN AS

  • Info Pasar & Berita
  • 23 Apr 2025

11236984

IQPlus, (23/4) Menteri Perindustrian Korea Selatan Ahn Duk-geun mengatakan pada hari Rabu bahwa Seoul akan mencari solusi cepat atas tarif otomotif dalam pembicaraan perdagangan dengan mitranya di AS dan juga siap menghadapi prospek Washington mengangkat masalah biaya pertahanan.

Sekutu AS, Korea Selatan, akan mengadakan pembicaraan dagang di Washington pada hari Kamis setelah AS memberlakukan tarif menyeluruh sebesar 10% dan tarif baja dan otomotif sebesar 25%. Tarif timbal balik sebesar 25% terhadap Korea Selatan saat ini telah dihentikan sementara selama 90 hari.

"Kami tengah mempersiapkan negosiasi dengan tenang dan hati-hati. Namun, dalam kasus mobil yang saat ini sangat terdampak oleh tarif 25%, kami berencana untuk melakukan yang terbaik guna menemukan solusi sesegera mungkin," kata Ahn kepada wartawan sebelum menaiki pesawat menuju Washington.

Ekspor Korea Selatan secara keseluruhan selama 20 hari pertama bulan April turun 5,2% dari tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh pengiriman ke AS. Ekspor mobil turun 6,5% dan suku cadang mobil turun 1,7%.

Korea Selatan mengumumkan langkah-langkah dukungan darurat untuk sektor otomotifnya awal bulan ini, yang bertujuan untuk mengurangi dampak tarif pada sektor yang telah mengalami peningkatan tajam ekspor ke Amerika Serikat selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2024, ekspor mobil Korea Selatan ke Amerika Serikat bernilai $34,7 miliar, yang mencakup 49% dari total ekspor mobilnya dari perusahaan-perusahaan seperti Hyundai motors dan Kia.

Ahn juga mengatakan bahwa Korea Selatan siap terhadap kemungkinan bahwa masalah biaya pertahanan terkait dengan kehadiran pasukan AS di negaranya dapat menjadi bagian dari pembicaraan.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa membuka kembali perundingan tentang pembagian biaya penempatan 28.500 tentara di Korea Selatan akan menjadi bagian dari negosiasi "satu atap" dengan Seoul. Pejabat Korea Selatan sebelumnya mengatakan bahwa masalah tersebut tidak dapat dinegosiasikan. (end/Reuters)



Kembali ke Blog