LABA BUMITAMA AGRI NAIK 33 PERSEN DI KUARTAL KETIGA

  • Info Pasar & Berita
  • 14 Nov 2023

31730066

IQPlus, (14/11) - Bumitama Agri melaporkan laba bersih sebesar 874 miliar rupiah (S$74,7 juta) untuk kuartal ketiga yang berakhir 30 September, naik 33 persen dari 655 miliar rupiah pada tahun sebelumnya.

Hal ini menandai periode pertama peningkatan kinerja triwulanan produsen minyak sawit Indonesia dari tahun ke tahun.

Hal ini juga berarti bahwa kesenjangan kinerja year-to-date (YTD) . dibandingkan dengan rekor kinerja tertinggi tahun sebelumnya . semakin menyempit, kata grup tersebut dalam bussiness update pada Selasa.

Pendapatan pada Q3 FY2023 naik 20 persen menjadi 4,3 triliun rupiah dari 3,6 triliun rupiah pada periode yang sama tahun lalu, didorong oleh kontribusi penjualan minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK).

Selama kuartal ketiga, Bumitama mengatakan hasil tandan buah segar (TBS) mencapai rekor tertinggi pada Juli 2023 karena rata-rata produktivitasnya lebih tinggi. Hasil TBS pada kuartal ketiga naik 3 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, namun lebih rendah 7 persen selama periode sembilan bulan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun CPO membukukan harga jual rata-rata (ASP) positif tahun-ke-tahun untuk pertama kalinya, harga tersebut mengalami penurunan untuk pertama kalinya jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Di segmen PK, Bumitama mengatakan kondisi pasar untuk minyak laurat tetap .lancar. karena surplus produk substitusi. ASP segmen ini turun sedikit sebesar 1 persen dibandingkan Q3 FY2022.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) grup ini naik 29 persen pada tahun ini menjadi 1,6 triliun rupiah dari 1,3 triliun rupiah pada Q3 FY2022.

Margin Ebitda untuk kuartal ini menguat menjadi 37,6 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata grup sebesar 29,7 persen dalam 40 kuartal terakhir, kata Bumitama.

Selama sembilan bulan yang berakhir September 2023, laba bersih grup turun 27 persen YoY menjadi Rp2,1 triliun dari Rp2,8 triliun.

Pendapatan turun 6 persen menjadi 11,8 triliun rupiah dari 12,6 triliun rupiah pada sembilan bulan pertama FY2022. Kelompok ini mengatakan hal ini terjadi karena peningkatan volume penjualan CPO sebagian besar diimbangi oleh penurunan ASP, sementara PK .tidak berjalan dengan baik. karena kondisi pasar minyak lauric yang masih lesu.

Hasil TBS selama periode sembilan bulan turun 7 persen YoY.

Harga jual rata-rata untuk CPO dan PK masing-masing turun sebesar 12 persen dan 41 persen, dibandingkan dengan harga pada periode sembilan bulan pada tahun fiskal 2022.

Ebitda turun 27 persen pada tahun ini menjadi 3,7 triliun rupiah dari lima triliun rupiah. Meskipun margin Ebitda turun 8,9 persen menjadi 31,2 persen dari 40,1 persen pada tahun sebelumnya, grup ini mencatat bahwa margin ini lebih tinggi dari rata-rata 30,4 persen selama dekade terakhir.

Hingga akhir September 2023, grup ini memiliki lahan tertanam sekitar 187.000 hektar yang terdiri dari perkebunan inti seluas 131.000 hektar dan perkebunan plasma seluas 56.000 hektar. Usia rata-rata pada 1 Januari 2023 adalah 13,3 tahun. (end/bussinesstimes.com.SG)



Kembali ke Blog