64070910
IQPlus, (22/9) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan peran gas alam dalam konteks energi rendah karbon sangat penting sebagai energi transisi sebelum dominasi bahan bakar fosil beralih ke energi terbarukan dalam jangka panjang.
"Tentu saja transisi energi ini akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Pameran dan Konvensi Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-46 di Jakarta, Rabu.
Menteri Arifin menjelaskan strategi untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan produksi minyak dan gas bumi serta target emisi karbon memerlukan inovasi teknologi rendah emisi, misalnya melalui penerapan CCUS (Carbon Capture, Utilizaton and Storage).
Saat ini ada 14 proyek CCS/CCUS di Indonesia, namun semua kegiatan masih dalam tahap studi maupun persiapan. Proyek-proyek itu sebagian besar ditargetkan onstream sebelum tahun 2030.
Pemerintah Indonesia menyatakan salah satu proyek menjanjikan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat adalah Tangguh Enhanced Gas Recovery (EGR) dan CCUS.
Proyek itu bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sekitar 25 juta ton karbon dioksida hingga tahun 2035 serta meningkatkan produksi hingga 300 BSCF hingga 2035. Tangguh EGR/CCUS dapat menjadi role model pengembangan gas di Indonesia ke depan.
Arifin menyampaikan pemerintah kini sedang menyusun Peraturan Menteri tentang CCS/CCUS. Pada langkah pertama, fokus utama adalah mengatur CCS/CCUS untuk Enhanced Oil Recovery, EGR, atau Enhanced Coal Bed Methane di wilayah kerja minyak gas bumi. (end/ant)