1759378319874300
IQPlus, (2/10) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memandang penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi oleh penutupan pemerintah (government shutdown) Amerika Serikat (AS).
Penutupan itu didorong oleh kebuntuan pendanaan belanja kesehatan, meningkatkan risiko keterlambatan rilis data ekonomi utama, termasuk jobless claims dan non-farm payrolls untuk September 2025 yang, menurut dia, menambah ketidakpastian pasar.
"Penutupan pemerintah AS juga telah merumahkan sekitar 750 ribu pegawai federal, dengan perkiraan kerugian ekonomi harian sebesar 400 juta dolar AS," ujar dia di Jakarta, Kamis.
"Untuk hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.600.Rp16.725 per Dolar AS," kata Josua.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta menguat sebesar 26 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.609 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.635 per dolar AS.
Mengutip Sputnik, pemerintah federal AS kembali menjalani penutupan sebagian setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan mengenai pendanaan sementara sebelum batas waktu tengah malam. (end/ant)