31554730
IQPlus, (12/11) - Operator seluler terbesar Afrika Selatan, Vodacom Group telah menandatangani perjanjian dengan Starlink milik Elon Musk untuk menyediakan internet pita lebar berkecepatan tinggi dan latensi rendah bagi bisnis di seluruh Afrika, ungkap perusahaan telekomunikasi tersebut pada hari Rabu.
Meskipun Vodacom memiliki lebih dari 223 juta pelanggan, pedesaan Afrika tetap menjadi wilayah yang sulit. Populasi yang jarang, medan yang sulit, dan penetrasi ponsel pintar yang rendah membuat pembangunan menara telekomunikasi tradisional menjadi mahal.
Perusahaan Afrika, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Vodafone Inggris telah berupaya untuk menutup kesenjangan konektivitas di seluruh benua melalui teknologi satelit orbit rendah Bumi yang dapat membantu menyediakan internet bahkan di medan yang sulit.
Vodacom akan mengintegrasikan teknologi satelit Starlink untuk relai data ke dalam jaringan selulernya dan akan diberi wewenang untuk menjual kembali peralatan dan layanan dari perusahaan milik SpaceX tersebut kepada pelanggan di Afrika, demikian pernyataan perusahaan tersebut.
"Kami terus bekerja sama dengan beberapa penyedia satelit, termasuk Starlink, tempat Starlink telah mendapatkan lisensi, termasuk AST SpaceMobile dan Amazon Kuiper," ujar CEO Shameel Joosub kepada Reuters setelah hasil sementara Vodacom pada hari Senin.
Saingan Vodacom yang lebih besar di Afrika, MTN Group uga sedang menjajaki kemitraan dengan penyedia satelit, sementara induk perusahaannya, Vodafone, telah bekerja sama dengan konstelasi satelit LEO milik Amazon, Project Kuiper, dan AST SpaceMobile.(end/Reuters)