33448014
IQPlus, (1/12) - PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), emiten perunggasan terintegrasi berbasis Yogyakarta, menyiapkan strategi ekspansi pada 2026 untuk memperkuat rantai produksi dan kapasitas hilir. Langkah tersebut dilakukan Perseroan seiring meningkatnya kebutuhan pasokan protein hewani nasional dan perluasan program pemerintah, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG).
Direktur Utama AYAM, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa rencana penguatan fasilitas inti, antara lain peningkatan kapasitas Rumah Potong Ayam (RPA), perluasan infrastruktur cold chain, hingga pengembangan produk ayam siap konsumsi. Ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, menjaga mutu distribusi, sekaligus memperkuat penetrasi AYAM di pasar hilir.
Dari sisi permintaan, menurut Sri, potensi pertumbuhan industri unggas masih terbuka. Data nasional tahun 2024 menunjukkan surplus telur sebesar 103,7 ribu ton, menandakan pasar yang tetap kuat dan stabil. Di saat bersamaan, kebutuhan ayam dan telur sebagai sumber protein terus meningkat, terutama karena integrasi menu tersebut dalam program MBG.
AYAM juga menegaskan kesiapan mendukung penuh program-program pemerintah terkait pemenuhan gizi dan ketahanan pangan. Dengan lokasi operasional yang terpusat di wilayah Yogyakarta dan Jawa-sentra konsumsi unggas terbesar di Indonesia-Perseroan berada pada posisi strategis untuk memasok kebutuhan institusional, sekolah, dan lembaga penerima manfaat program MBG.
Untuk menjalankan agenda ekspansi tersebut, kata Sri, Perseroan mengalokasikan capital expenditure (capex) sebesar Rp130 miliar pada 2026. "Investasi ini akan menyasar seluruh lini bisnis utama perusahaan, meliputi budidaya ayam ras pedaging (broiler), budidaya ayam ras petelur (layer), pembibitan ayam lokal dan hasil persilangannya, budidaya ayam lokal, serta penguatan kegiatan operasional RPA,"katanya.
Dengan struktur bisnis yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, manajemen meyakini investasi tersebut akan memperkuat kapasitas produksi AYAM secara berkelanjutan. Perseroan menilai ekspansi ini menjadi langkah penting untuk menjaga daya saing sekaligus menangkap peluang pertumbuhan industri unggas pada 2026. (end)