14727819
IQPlus, (28/5) - Pemerintah menyerap dana senilai Rp8 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada 27 Mei 2025, sesuai dengan target indikatif yang ditetapkan sebelumnya.
Dalam siaran pers Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (27/5) total penawaran masuk pada lelang kali ini sebesar Rp24,79 triliun.
Serapan terbesar berasal dari seri PBS003 (pembukaan kembali) yang dimenangkan senilai Rp2,7 triliun dengan jatuh tempo 15 Januari 2027.
Penawaran masuk untuk seri ini tercatat sebesar Rp6,10 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,26582 persen.
Kemudian, dari seri PBS039 (pembukaan kembali), dimenangkan dana sebesar Rp2,1 triliun dengan jatuh tempo 15 Juli 2041.
Seri ini menerima penawaran masuk sebesar Rp2,16 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,99985 persen.
Dari seri SPNS10022026 (pembukaan kembali) dan PBS038 (pembukaan kembali), pemerintah menyerap dana masing-masing Rp950 miliar.
Seri SPNS10022026 menerima penawaran masuk sebesar Rp4,58 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,00000 persen dan jatuh tempo 10 Februari 2026.
Sedangkan, seri PBS038 menerima penawaran masuk Rp3,22 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,00976 persen dan jatuh tempo 15 Desember 2049.
Berikutnya, pemerintah menyerap dana senilai Rp800 miliar dari seri SPNS10112025 (pembukaan kembali) yang menerima penawaran masuk sebesar Rp1,24 triliun.
Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 5,95000 persen dan jatuh tempo 10 November 2025.
Seri PBS030 (pembukaan kembali) diserap sebesar Rp400 miliar dari penawaran masuk Rp5,11 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 6,36889 persen dan jatuh tempo 15 Juli 2028.
Terakhir, pemerintah memenangkan dana senilai Rp100 miliar dari seri PBS034 (pembukaan kembali) dengan jatuh tempo 15 Juni 2039.
Seri ini menerima penawaran masuk Rp2,38 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,87414 persen. (end)