PENDAPATAN SURYA SEMESTA INTERNUSA (SSIA) TUMBUH 13,8% DI KUARTAL I 2024

  • Info Pasar & Berita
  • 13 Mei 2024

13326159

IQPlus, (13/5) - PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1.091,6 miliar untuk 1Q24. Pendapatan tumbuh sebesar 13,8% dari Rp959,0 miliar yang dicatatkan pada 1Q23.

Dalam siaran pers (10/5) SSIA menyampaikan Peningkatan ini terutama didorong oleh pendapatan segmen perhotelan yang meningkat sebesar 28,0% (Rp51.1 miliar), sementara pendapatan di segmen bisnis property dan konstruksi SSIA meningkat sebesar 24,5% dan 9,6% (masing-masing Rp31,4 miliar dan Rp62,2 miliar).

Adapun Laba kotor 1Q24 meningkat sebesar 34,4% YoY menjadi Rp307,0 miliar, naik dari Rp228,3 miliar di 1Q23, didorong oleh peningkatan laba kotor properti sebesar 71,2% (Rp33,3 miliar) dan peningkatan laba kotor perhotelan sebesar 32,7% (Rp36,7 miliar).

Sementara itu EBITDA 1Q24 meningkat sebesar 39,7% YoY menjadi Rp147,1 miliar dari Rp105,3 miliar di 1Q23, sebagai hasil dari peningkatan EBITDA properti sebesar 95,3% (Rp27,5 miliar) dan EBITDA perhotelan sebesar 40,1% (Rp16,6 miliar).

Rugi bersih konsolidasi SSIA pada 1Q24 adalah Rp14,9 miliar (dari rugi bersih pada 1Q23 sebesar Rp9,3 miliar). Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya lainnya, khususnya biaya kompensasi berbasis saham (Program Opsi Saham Karyawan dan Manajemen / MESOP) sebesar Rp35,5 miliar (atau 47.057.700 saham MESOP). Ini adalah pengeluaran satu kali; jika kita menghilangkan biaya kompensasi berbasis saham ini, maka laba bersih 1Q24 menjadi Rp20,6 miliar.

Posisi kas Perusahaan di 1Q24 adalah Rp904,9 miliar, penurunan sebesar 25,8% dari Rp1.219,0 miliar di FY23 dan Utang yang dikenakan bunga adalah Rp2.403,5 miliar pada 1Q24, penurunan sebesar 4,9% dari Rp2.526,4 miliar di 1Q23. Pada 1Q24, rasio utang terhadap ekuitas (gearing) adalah 53,4%.

Unit properti SSIA, yang mencakup pendapatan dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan hunian, memperoleh pendapatan sebesar Rp159,7 miliar pada 1Q24, meningkat sebesar 24,5% dari Rp128,3 miliar pada 1Q23.

PT Suryacipta Swadaya (SCS), bisnis utama Perusahaan, melaporkan pendapatan sebesar Rp146,8 miliar pada 1Q24, naik 85,8% dari Rp79,0 miliar pada 1Q23. Kenaikan pendapatan terutama disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan tanah yang tercatat yaitu sebesar 1.192,2% (Rp67,6 miliar pada 1Q24 vs Rp5,2 miliar pada 1Q23).

Pada 1Q24, SCS membukukan penjualan sebesar 3,6 hektar (Rp67,6 miliar) dari inventaris lahan Suryacipta Karawang, (tidak ada penjualan akuntansi yang dicatat pada 1Q23 dari lahan inventaris Suryacipta Karawang). Saat ini, SCS memiliki cadangan lahan sebesar 3,5 hektar senilai Rp59,3 miliar.

Edenhaus Simatupang, sebuah portofolio dari PT TCP Internusa, adalah kawasan hunian mewah yang terdiri dari 41 unit boutique homes yang didesain dengan konsep garden home resort dengan nilai sekitar Rp300 miliar. TCP berhasil membukukan marketing sales sebanyak 39 unit rumah (Rp283,1 miliar) hingga 31 Desember 2023. Sejak berdirinya pada Maret 2020, TCP telah mencatat penjualan secara akuntansi sebanyak 37 unit (Rp269,0 miliar).

PT Nusa Raya Cipta Tbk ("NRCA"), unit konstruksi SSIA, melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp715,0 miliar untuk kuartal pertama tahun 2024. Pendapatannya meningkat sebesar 9,6% YoY dari Rp652,2 miliar.

Perusahaan juga memperoleh laba bersih Rp28,8 miliar dari Januari hingga Maret 2024 atau sama dengan periode 1Q23 yang sebesar Rp28,8 miliar.

NRCA, pada periode kuartal pertama tahun 2024, mencatat kontrak baru senilai Rp1.351,1 miliar, meningkat 92,5% dibandingkan dengan kontrak baru yang dicapai pada 1Q23 sebesar Rp701,7 miliar. Proyek utama yang diperoleh pada 1Q24 adalah RS Mayapada IKN Kalimantan Timur, Hampton Square Tangerang Selatan, Hotel JSI Megamendung Bogor, Daimler Cikarang Bekasi, Proyek Ellipse SAS Fase-1 Karawang, Dipo Center Jakarta, Paket 2 Infrastruktur Subang Smartpolitan, Shopping Arcade Town Center 3 Kota Baru Parahyangan Padalarang Bandung, Tempo Logistik Bekasi, dan Desain & Bangun Perumahan Townsite Nusa Tenggara Barat.

Perhotelan

Unit bisnis perhotelan SSIA menghasilkan pendapatan sebesar Rp233,2 miliar pada 1Q24, meningkat 28,0% dibandingkan dengan Rp182,1 miliar pada 1Q23 dan Tingkat hunian Gran Melia Jakarta (GMJ) adalah 62,6% pada 1Q24, naik dari 47,9% pada 1Q23. Sementara itu, tarif kamar rata-rata (ARR) untuk 1Q24 adalah sekitar Rp1.067K, menurun dari Rp1.196K pada 1Q23.

Adapun tingkat hunian di Hotel Melia Bali (MBH) meningkat menjadi 80,0% pada 1Q24 dari 75,0% pada 1Q23. ARR MBH Rp2.070K pada 1Q24 dari Rp1.709K pada 1Q23.

Tingkat hunian di Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (LXR) adalah 29,0% pada 1Q24, naik dari 11,4% pada 1Q23. ARR untuk 1Q24 adalah Rp9.191K, naik dari Rp7.684K pada 1Q23 dan tingkat hunian BATIQA Hotels pada 1Q24 adalah 63,7%, dengan ARR sebesar Rp356K. ARR BATIQA untuk 1Q23 adalah Rp349K, dengan tingkat hunian 59,4%.

Platform digital SSIA, Travelio.com, adalah perusahaan properti sewa online inovatif yang menawarkan pilihan sewa jangka pendek, menengah, dan panjang untuk apartemen dan rumah di 13 kota utama di Indonesia. Didukung oleh perusahaan investasi Temasek Holding's Pavillion Capital di Singapura, Mirae Asset, Samsung Ventures, dan Gobi Partners.

Pada 1Q24, Travelio mencapai peningkatan Nilai Barang Dagangan Kotor (GMV) lebih dari 15% YoY dan menargetkan tumbuh sekitar 40% pada akhir tahun 2024. Menjelang Maret 2024, Travelio, sebagai platform manajemen kediaman pribadi terbesar di Indonesia, secara eksklusif mengelola lebih dari 14.500 unit apartemen dan diharapkan dapat mencapai lebih dari 16.000 unit pada Desember 2024. (end)

Kembali ke Blog