33828224

IQPlus, (5/12) - Pengeluaran rumah tangga Jepang secara tak terduga merosot pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada bulan Oktober, data pemerintah menunjukkan pada hari Jumat, meningkatkan kekhawatiran tentang prospek ekonomi karena Bank of Japan bersiap untuk menaikkan suku bunga paling cepat bulan ini.

Pengeluaran konsumen turun 3,0% pada bulan Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan, penurunan pertama dalam enam bulan dan jatuh pada laju tertajam sejak Januari 2024. Angka ini lebih buruk dari perkiraan pasar rata-rata untuk kenaikan 1,0%.

Berdasarkan penyesuaian musiman, berdasarkan basis bulanan, pengeluaran turun 3,5%, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,7%, menurut data tersebut.

Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan penurunan keseluruhan disebabkan oleh penurunan pengeluaran untuk makanan, hiburan, dan biaya terkait kendaraan. Namun, pejabat tersebut menambahkan bahwa belum jelas apakah penurunan tersebut hanya terjadi sekali dan konsumsi secara keseluruhan masih dalam tahap pemulihan.

Indikator ini akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan Bank of Japan dalam memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember, atau menundanya hingga tahun depan.

Meskipun suku bunga tetap stabil sejak kenaikan terakhir pada bulan Januari untuk mengukur dampak ekonomi dari tarif AS, inflasi yang tinggi dan pelemahan yen telah mengubah opini di dewan BOJ untuk semakin mendukung kenaikan suku bunga.

"Kenaikan suku bunga pada bulan Desember hampir pasti terjadi, tetapi konsumsi yang lemah kemungkinan akan berdampak negatif pada kenaikan selanjutnya," kata Masato Koike, ekonom senior di Sompo Institute Plus.

"Jika pasar menilai bahwa melanjutkan kenaikan suku bunga akan sulit, yen kemungkinan akan terdepresiasi lebih lanjut setelah kenaikan tersebut," ujarnya.

Reuters melaporkan pada hari Kamis bahwa BOJ kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember dan pemerintah diperkirakan akan menoleransi keputusan tersebut. (end/Reuters)