07857613
IQPlus, (20/3) - PT Amman Mineral Internasional Tbk (IDX: AMMN) (.AMMAN., .Perusahaan", atau "Kami.) hari ini mengumumkan hasil kinerja keuangan dan operasional tahun 2024. Melalui entitas anak usaha, PT Amman Mineral Nusa Tenggara-pemilik konsesi dan operator tambang Batu Hijau, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia-kami terus mencatat pertumbuhan yang solid dan kinerja yang unggul.
"AMMAN kembali melampaui ekspektasi, mencatat peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat.masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6%, 7%, dan 6%. Tahun ini juga menjadi tonggak sejarah bagi produksi emas di Batu Hijau, yang sebagian besar disebabkan oleh bijih berkadar tinggi dari Fase 7 serta fokus tanpa henti pada efisiensi yang terus menjaga posisi AMMAN sebagai salah satu produsen tembaga berbiaya terendah di dunia.
Proyek ekspansi terus berjalan dengan standar keselamatan yang ketat untuk memastikan keandalan fasilitas dalam jangka panjang. Komisioning smelter masih berlangsung, dan berhasil memproduksi anoda tembaga pertama pada 12 Februari 2025, dengan katoda tembaga pertama diperkirakan akan dihasilkan pada akhir Maret 2025. Seiring transformasi AMMAN dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan, Perusahaan menghadapi tantangan teknis, termasuk optimalisasi proses dan kinerja peralatan, yang penyelesaiannya sangat penting untuk kelancaran transisi menuju operasi berskala penuh.
Di luar pencapaian operasional ini, AMMAN sedang mendefinisikan ulang visi strategis, misi, dan nilai-nilai inti perusahaan untuk beradaptasi dengan industri yang semakin berbasis tekonologi. Transformasi ini didorong oleh program digitalisasi secara menyeluruh yang dirancang untuk mengintegrasikan analitik data, mengoptimalkan alur kerja, dan membekali karyawan dengan teknologi generasi terbaru. Dengan menyatukan operasi yang terintegrasi, budaya perusahaan yang diperbarui, dan kapabilitas digital yang mutakhir, AMMAN memperkuat fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang," ujar Alexander Ramlie, Direktur Utama AMMAN dalam siaran pers (20/3).
"Rekor operasional kami tercermin dalam kinerja keuangan yang solid. Penjualan bersih naik 31%, dari US$2.033 juta pada 2023 menjadi US$2.664 juta pada 2024, didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23% dan 10%. Profitabilitas kami turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya. EBITDA naik 40% menjadi US$1.426 juta dari US$1.019 juta pada 2023, sementara margin EBITDA naik dari 50% menjadi 54%. Laba bersih melonjak 148%, mencapai US$642 juta, dengan margin laba bersih naik dari 13% menjadi 24%. Selain itu, kami berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang kami dengan ketentuan yang lebih menguntungkan. Kami bangga dengan pencapaian tahun 2024 kami dan tetap berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan, serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi biaya, dan investasi strategis," kata Arief Sidarto, Direktur Keuangan AMMAN.
Pada tahun 2024, terdapat peningkatan signifikan pada produksi logam yang didorong oleh penambangan bijih berkadar tinggi dari puncak Fase 7. Produksi tembaga meningkat 27% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara produksi emas meningkat 73%-capaian tertinggi sejak Batu Hijau mulai beroperasi pada tahun 2000.
Produksi konsentrat naik 39%, menjadi 755.083 metrik ton kering dibandingkan tahun 2023. Volume material yang ditambang naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama karena gangguan yang minim berkat faktor cuaca yang mendukung. Hal ini menghasilkan rekor tertinggi pencapaian produktivitas pertambangan dan volume material yang diangkut dalam sejarah Batu Hijau. Selain itu, biaya penambangan per unit tetap stabil dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun terdapat tantangan berupa jarak angkut truk yang lebih jauh serta tekanan inflasi pada peralatan dan tenaga kerja. Efisiensi operasional dan peningkatan volume material yang ditambang menjadi faktor utama dalam mengimbangi tekanan inflasi tersebut.
Penjualan bersih naik sebesar 31% menjadi US$2.664 juta, dibandingkan US$2.033 juta pada tahun 2023. Kenaikan ini didorong oleh volume penjualan emas yang lebih tinggi dan harga emas dan tembaga yang tinggi, masing-masing meningkat sebesar 23% dan 10%. Menjelang akhir tahun 2024, sebagian konsentrat secara strategis disisihkan untuk mendukung proses produksi dari smelter yang berangsur naik (.smelter ramp-up"). Kinerja keuangan kami yang kuat terutama didorong oleh peningkatan signifikan pada volume penjualan emas, yang menyumbang sekitar 55% dari total penjualan bersih, meningkat dari 44% pada tahun 2023.
EBITDA kami pada tahun 2024 meningkat sebesar 40%, mencapai US$1.462 juta, meningkat dari US$1.019 juta pada tahun 2023, yang didorong oleh penjualan bersih yang lebih tinggi. Selain itu, margin EBITDA juga menguat, meningkat dari 50% menjadi 54%.
Laba bersih kami mengalami kenaikan signifikan sebesar 148% dibandingkan tahun sebelumnya, dari US$259 juta pada 2023 menjadi US$642 juta pada 2024. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih, yang mengangkat margin laba bersih dari 13% menjadi 24%.
Adjusted C1 cash cost mencakup biaya penambangan dan pemrosesan produk logam utama kami, yaitu tembaga, hingga siap untuk dikirimkan ke pelanggan, setelah dikurangi kredit dari penjualan emas dan perak dalam konsentrat. Adjusted C1 cash cost kami mengalami perbaikan dari US$(0,73) per pon terjual pada tahun 2023 menjadi US$(3,37) per pon terjual pada tahun 2024. Perbaikan ini didorong peningkatan penjualan emas dan realisasi harga jual emas yang lebih tinggi sebagai kredit produk sampingan. Sepanjang umur tambang Batu Hijau, kami memperkirakan akan tetap menjadi salah satu produsen tembaga berbiaya rendah secara gloabl berdasarkan C1 cash cost. (end)