55115440
IQPlus, (13/9) - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menegaskan dukungan mereka kepada pemerintah Indonesia untuk melanjutkan program hilirisasi di tengah ancaman gugatan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli mengatakan apapun keputusan WTO, Indonesia tetap melakukan optimalisasi sumber daya yang dimiliki untuk kemajuan industri dalam negeri.
"Jika nantinya Indonesia kalah atau harus kembali membuka keran ekspor nikel, masih banyak hal yang dapat dilakukan agar hilirisasi terus berjalan. Indonesia tidak akan dengan mudah mengekspor bijih nikel yang saat ini menjadi incaran berbagai negara," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Rizal mengungkapkan Indonesia diberi kelebihan sumber daya yang ada, sehingga potensi itu wajib digunakan secara maksimal untuk kemajuan bangsa dan negara.
Menurutnya, apabila pemerintah telah memberi sinyal akan menaikkan tarif ekspor bijih, itu hanya salah satu jalan agar ekspor bijih menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan dan masih ada beberapa langkah lain yang juga dapat dilakukan oleh pemerintah.
"Apapun keputusan WTO nanti yang paling harus dijaga adalah kepastian terhadap investasi yang ada saat ini. Pemerintah harus mengamankan rantai pasok bijih nikel terhadap industri yang telah dan akan tumbuh, yakni pabrik peleburan (smelter) dan pemurnian (refinery)," kata Rizal. (end/ant)