28042604
IQPlus, (7/10) - Inflasi tahunan di Filipina melaju pada laju paling lambat dalam lebih dari empat tahun pada September. Hal itu karena kenaikan harga pangan yang melambat dan tren penurunan biaya transportasi, sehingga memberi ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
Mengutip The Business Times, Senin, 7 Oktober 2024, indeks harga konsumen naik 1,9 persen pada September dari tahun sebelumnya, kenaikan terkecil sejak Mei 2020. Angka tersebut juga lebih rendah dari angka 3,3 persen bulan sebelumnya, dan di bawah perkiraan 2,5 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Inflasi dapat stabil di sekitar 3,2 persen setelah data bulan lalu, kata Menteri Keuangan Ralph Recto. Angka ini berada dalam target bank sentral sebesar 2 hingga 4 persen.
"Hal ini memberi BSP (Bangko Sentral ng Pilipinas) lebih banyak ruang untuk bersikap agresif dalam pelonggaran kebijakan moneternya guna membantu ekonomi tumbuh lebih cepat, dan mendukung pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajaknya," kata Recto.
Bank sentral Filipina mengatakan inflasi diperkirakan menurun pada kuartal-kuartal berikutnya, karena berkurangnya tekanan pasokan dari pangan dan efek dasar dari harga konsumen yang lebih tinggi tahun lalu.
"Keseimbangan risiko terhadap prospek inflasi terus condong ke arah penurunan untuk 2024 dan 2025, dengan sedikit kecenderungan ke arah kenaikan untuk tahun 2026," tukasnya.
Hal ini menyebabkan inflasi rata-rata tahun berjalan menjadi 3,4 persen. Inflasi inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang bergejolak, juga melambat menjadi 2,4 persen pada September, dari 2,6 persen pada Agustus.
Perlambatan inflasi pangan bulan lalu didorong oleh perlambatan signifikan kenaikan harga beras menjadi 5,7 persen, dari 14,7 persen pada Agustus. Hal ini disebabkan oleh efek dasar dan dampak dari penurunan tarif. (end/ba)