75122439
IQPlus, (3/10) - Perekonomian Tiongkok mulai pulih dari hantaman keras pada kuartal kedua dengan permintaan minyak diperkirakan pulih pada tahun depan. Hal itu karena Beijing melonggarkan pembatasan covid-19 yang artinya bakal memberi efek terhadap konsumsi minyak.
Pemulihan ekonomi akan datang di belakang perkiraan kontraksi permintaan minyak di konsumen energi terbesar dunia pada 2022, yang pertama dalam dua dekade. Kondisi tersebut karena kebijakan nol-covid Tiongkok menghancurkan ekonominya dan membatasi pergerakan.
"Tahun ini kami telah melihat penurunan impor minyak mentah, pertama kali dalam beberapa tahun terakhir di Tiongkok," kata Wakil Manajer Umum Rongsheng Petrochemical Chen Hongbing, dalam sebuah forum di Konferensi Perminyakan Asia Pasifik Tahunan (APPEC) ke-38, dilansir dari The Business Times, Senin, 3 Oktober 2022.
"Kami telah melihat produksi bensin dan bahan bakar jet turun tetapi produksi untuk diesel sebenarnya naik dan permintaan masih sehat," tambahnya.
Ia menambahkan persediaan diesel di Tiongkok saat ini rendah. Adapun Beijing diperkirakan meluncurkan lebih banyak langkah untuk menopang ekonominya, dengan fokus pada menghidupkan kembali konsumsi dan meningkatkan investasi, sambil melonggarkan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran infeksi covid-19.
"Kami melihat data frekuensi tinggi seperti pemesanan maskapai, kemacetan jalan, konsumsi, dan kami melihat aktivitas yang sedikit lebih baik di Tiongkok," kata Kepala Ekonom PetroChina International Wu Qiunan, menunjuk pada pertumbuhan permintaan yang lebih baik pada kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal ketiga.
Wu Qiunan menambahkan pelonggaran pembatasan mobilitas dapat mengangkat konsumsi bensin tahun depan meskipun penjualan kendaraan listrik (EV) yang kuat, yang mencapai enam juta unit dalam delapan bulan pertama tahun ini. Kondisi itu akan memengaruhi pertumbuhan bahan bakar motor.
"Itu adalah pengganti besar dari konsumsi bensin," pungkasnya. (end/ba)