PERTUMBUHAN EKONOMI APEC DIPREDIKSI MELAMBAT DI 2024

  • Info Pasar & Berita
  • 14 Nov 2023

31730991

IQPlus, (14/11) - Pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) diperkirakan menurun pada tahun depan dan tetap di bawah rata-rata global. Hal itu karena kenaikan suku bunga memperlambat pertumbuhan AS, Tiongkok terus berjuang dalam pemulihan, serta ketegangan antara keduanya menghambat perdagangan.

Unit Pendukung Kebijakan Sekretariat APEC mengeluarkan perkiraan baru menjelang pertemuan puncak para pemimpin APEC di San Francisco, yang menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan di wilayah 21 negara tersebut akan turun menjadi 2,8 persen pada 2024 dari 3,3 persen pada 2023.

Mengutip The Business Times, Selasa, 14 November 2023, tingkat pertumbuhan PDB APEC akan mencapai rata-rata 2,9 persen pada 2025 dan 2026, di bawah rata-rata global sebesar 3,2 persen dan 3,5-3,6 persen di negara-negara lain di dunia.

Risiko penurunan utama di kawasan Lingkar Pasifik antara lain inflasi yang terus-menerus terkait pembatasan ekspor, kondisi cuaca yang telah menaikkan harga beras dan produk pertanian lainnya, serta gangguan pada rantai pasokan pupuk. Menjinakkan inflasi memerlukan lebih banyak pengetatan kebijakan moneter, sehingga semakin memperlambat pertumbuhan.

Pertumbuhan volume perdagangan barang diperkirakan pulih pada tahun depan di antara negara-negara APEC setelah 2023 cenderung datar karena pertumbuhan Tiongkok yang lamban, meningkat menjadi 4,3 persen untuk ekspor barang dan 3,5 persen untuk impor barang.

Namun pertumbuhan ekspor dan impor diperkirakan mencapai puncaknya sebesar 4,4 persen pada 2025, dan sedikit menurun pada 2026 karena fragmentasi geopolitik yang mengganggu hubungan pasokan yang sudah berlangsung lama.

Direktur Unit Pendukung Kebijakan APEC Carlos Kuriyama mengatakan data tersebut menunjukkan bahwa penting bagi AS dan Tiongkok untuk memperbaiki perbedaan mereka setelah bertahun-tahun berjuang melawan tarif dan pembatasan ekspor demi keamanan nasional.

"Saya pikir hubungan yang stabil antara AS dan Tiongkok adalah situasi yang saling menguntungkan bagi semua orang," pungkas Kuriyama. (end/ba)

Kembali ke Blog