26637064
IQPlus, (23/9) - Kolaborasi antar-pemangku kepentingan merupakan salah satu kunci utama untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Sebagai penggerak utama pengembangan energi panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memperkuat kolaborasi melalui berbagai kerja sama strategis dengan beragam mitra dan pemangku kepentingan kunci di ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menekankan bahwa kesuksesan dalam pengembangan energi panas bumi sangat bergantung pada kolaborasi dengan pemangku kepentingan serta inovasi teknologi yang tepat.
"PGE sebagai main engine pengembangan sektor panas bumi berkomitmen untuk bersinergi dengan berbagai pihak. Melalui kolaborasi dan teknologi terkini, kita dapat memaksimalkan potensi energi panas bumi Indonesia, menjawab tantangan global menuju energi bersih dan ramah lingkungan," ujar Julfi Hadi.
Pada hari pertama IIGCE 2024 (18/9), PGE menandatangani dua kerja sama strategis terkait pengembangan proyek panas bumi, di antaranya:
Consortium Agreement of Co-generation Cooperation antara PGE dan PT PLN Indonesia Power.
Nota kesepahaman (MoU) antara PGE dengan Geothermal Development Company (GDC), sebuah badan usaha milik Pemerintah Kenya.
Pada hari kedua IIGCE 2024 (19/9), PGE juga menandatangani sejumlah kerja sama untuk menciptakan ekosistem manufaktur, jasa, dan teknologi terdepan di industri panas bumi.
Ini sejalan dengan komitmen PGE dalam mendorong inovasi dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri di industri panas bumi melalui manufaktur lokal komponen utama dan juga jasa pemeliharaan, rekayasa, konstruksi, dan operasi PLTP.
- Joint Development Agreement (JDA) PGE dan PT Elnusa Tbk dan Multifab untuk pengembangan dan manufaktur komponen heat exchanger.
- JDA antara PGE dan PT Pertamina Maintenance and Construction terkait jasa Operation & Maintenance.
- JDA antara PGE dan PT PGAS Solution Tbk yang berfokus pada jasa engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) sektor panas bumi.
- Perjanjian lisensi teknologi Flow2Max antara PGE dan PT Sigma Cipta Utama.
- MoU antara PGE dan Star Energy Geothermal untuk memperkuat kerja sama layanan laboratorium.
- Kerja sama PGE dan PT Aimtopindo Nuansa Kimia terkait pengembangan H2S Abatement pada emisi Non-Condensable Gases (NCG) di PLTP dan CO2 Liquefaction.
Julfi Hadi menambahkan, selain untuk mendorong akselerasi pengembangan energi panas bumi, kolaborasi antar-pemangku kepentingan yang dilakukan PGE ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan sumber pendapatan baru (new revenue stream).
Berbagai inisiatif ini juga memperkuat peran PGE dalam menciptakan dampak positif di seluruh ekosistem panas bumi yang melampaui sekadar ketenagalistrikan (beyond electricity).
Selain kerja sama bisnis, sebagai bagian dari komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia sektor panas bumi, PGE juga menandatangani Letter of Understanding (LoU) bersama dengan Universitas Pertamina dan University of Auckland untuk peningkatan kapasitas karyawan perusahaan.
Julfi Hadi mengapresiasi antusiasme para mitra dalam bekerja sama dengan PGE. Berbagai kerja sama ini dapat terlaksana bukan hanya karena kemampuan dan kredibilitas PGE dalam memimpin pengembangan panas bumi, tetapi juga karena kesadaran seluruh pihak terhadap pentingnya kolaborasi lintas sektor.
"Pelaku industri kini membuka pintu berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem panas bumi yang ideal dan mengatasi tantangan yang ada. Kolaborasi adalah kunci untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi untuk mendukung agenda transisi energi nasional dan pencapaian target net zero emission pada 2060". (end)