PM SELANDIA BARU TAK BERHARAP DAPAT KERINGANAN TARIF TRUMP

  • Info Pasar & Berita
  • 11 Agt 2025

22227714




IQPlus, (11/8) - Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon telah mengakui bahwa pemerintahnya kecil kemungkinannya untuk mendapatkan pengurangan tarif yang diterapkan AS terhadap barang-barang Selandia Baru.

Para pejabat terkejut ketika AS pada 1 Agustus mengumumkan bahwa impor Selandia Baru akan dikenakan tarif sebesar 15 persen, naik dari 10 persen yang awalnya diisyaratkan dan lebih tinggi daripada beberapa pesaingnya, seperti Australia dan Inggris, yang mengenakan tarif 10 persen.

Menanggapi hal ini, Selandia Baru menyatakan akan mengupayakan pengurangan tarif dan mengirimkan seorang pejabat perdagangan senior ke AS, yang diperkirakan akan menyusul Menteri Perdagangan Todd McClay dalam beberapa minggu mendatang. Namun, saat berbicara kepada Radio Selandia Baru pada hari Senin (11 Agustus) di Wellington, Luxon mengatakan bahwa ia tidak berharap akan mendapatkan penangguhan tarif.

"Intinya, bagi kami, yang terpenting adalah memastikan adanya dialog berkelanjutan dengan Amerika," ujarnya. "Saya rasa hal itu tidak akan mengubah situasi kami dalam hal tarif, presiden dan pemerintahan sudah sangat yakin akan hal itu."

AS adalah pelanggan ekspor terbesar kedua Selandia Baru, dengan nilai pembelian barang senilai NZ$9,3 miliar (S$7,1 miliar) hingga Juni. Impor dari AS senilai NZ$8,7 miliar, menciptakan surplus perdagangan kecil bagi Selandia Baru.

Selandia Baru berpendapat bahwa surplus tersebut tidak signifikan dan perdagangan dua arah antar negara sebagian besar seimbang.

Menteri Keuangan Nicola Willis pekan lalu mengecilkan dampak ekonomi dari kenaikan tarif AS, dengan mengatakan "dalam konteks ekonomi secara keseluruhan, ini bukan guncangan besar, melainkan guncangan kecil".

Oposisi utama Partai Buruh mengatakan bahwa kenaikan tarif tersebut merupakan "kegagalan besar" bagi pemerintah ketika negara-negara lain berhasil mencapai kesepakatan. (end/Bloomberg)

Kembali ke Blog