51155317
IQPlus, (9/9) - Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu mesin pertumbuhan sektor manufaktur dan perekonomian nasional. Kekuatan industri mamin di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan permintaan dalam negeri yang terus meningkat.
"Meski terdampak pandemi Covid-19, industri makanan dan minuman masih menunjukkan ketahanannya dengan tumbuh 3,68% pada kuartal II tahun 2022, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 2,95%,. kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/9).
Dalam siaran pers Kemenperin (9/9) disebutkan bahwa Dalam rangka mengikuti arah peta jalan Making Indonesia 4.0 dan perkembangan transformasi digital, Kemenperin berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor manufaktur melalui percepatan implementasi industri 4.0.
"Kebijakan ini merupakan keniscayaan untuk mentransformasikan industri agar lebih efisien dan mampu bersaing dalam skala regional dan global," imbuhnya.
Salah satu industri prioritas yang termasuk dalam program Making Indonesia 4.0 adalah industri mamin, mengingat kontribusinya yang besar terhadap PDB dan kontribusi ekspor yang tinggi, serta penyerapan tenaga kerja yang relatif besar. .Dengan diterapkannya industri 4.0, kami berharap industri makanan dan minuman Indonesia dapat menjadi pemain kunci di ASEAN, bahkan di Asia,. tegas Menperin.
Kemenperin memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraanpameran Food ingredients Asia (FI Asia) 2022 yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Jakarta.Kegiatan ini menjadi ajang promosi yang penting bagi pelaku industri mamin karena terhubung dengan industri bahan baku.
"Pelaku industri dapat bermitra untuk bersama-sama menemukan ide-ide baru, mitra supplier baru, serta pencapaian solusi-solusi yang baik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada untuk dapat mendukung pengembangan dan peningkatan industri makanan minuman di masa depan," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
Pameran tersebut juga sejalan dengan program yang diusung oleh pemerintah, yaitu Indonesia Spice Up The World (ISUTW).
"ISUTW sendiri merupakan program strategis nasional untuk meningkatkan nilai ekonomi di bidang perdagangan, pariwisata, dan investasi melalui industri gastronomi," ujar Putu. (end)