62104108
IQPlus, (20/9) - Presiden Rusia Vladimir Putin membantah Moskow ada hubungannya dengan krisis energi yang terjadi di Eropa. Dirinya mengatakan jika Uni Eropa (UE) menginginkan lebih banyak gas maka mereka harus mencabut sanksi yang mencegah pembukaan pipa Nord Stream 2.
Berbicara kepada wartawan setelah KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di Uzbekistan, Putin menyalahkan apa yang disebutnya agenda hijau atas krisis energi dan bersikeras bahwa Rusia akan memenuhi kewajiban energinya.
"Intinya, jika Anda memiliki dorongan, jika itu sangat sulit bagi Anda, cabut saja sanksi pada Nord Stream 2, yaitu 55 miliar meter kubik gas per tahun, tekan saja tombolnya dan semuanya akan berjalan," kata Putin, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 20 September 2022.
Nord Stream 2, yang terletak di dasar Laut Baltik hampir sejajar dengan Nord Stream 1, dibangun setahun yang lalu. Akan tetapi Jerman memutuskan untuk tidak melanjutkannya hanya beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Harga gas Eropa naik lebih dari dua kali lipat dari awal tahun di tengah penurunan pasokan Rusia. Lonjakan harga tahun ini telah menekan konsumen yang sudah berjuang dan memaksa beberapa industri untuk menghentikan produksi.
Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Rusia mengatakan Barat telah melancarkan perang ekonomi dan sanksi sudah menghambat operasi pipa Nord Stream 1.
Adapun Rusia telah memotong pasokan gas ke beberapa negara, termasuk Bulgaria dan Polandia, karena mereka menolak untuk membayar dalam rubel daripada mata uang kontrak.
Raksasa gas Rusia Gazprom juga mengatakan awal bulan ini pipa Nord Stream 1, rute pasokan utama Eropa, akan tetap ditutup karena turbin di stasiun kompresor mengalami kebocoran oli mesin, membuat harga gas grosir melonjak. (end/ba)