04858180
IQPlus, (18/2) - Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi ketidakpastian yang berkelanjutan atas rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kebijakan tarif perdagangan AS.
"Ketidakpastian yang berkelanjutan atas rencana Trump untuk tarif perdagangan, bahkan ketika Presiden AS mengisyaratkan bahwa tarif timbal baliknya pada mitra dagang AS baru akan dikenakan pada bulan April," ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Di samping itu, dilaporkan bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan kontrol impor pada barang-barang AS tertentu. Langkah ini dinilai sebagai dapat menandai peningkatan ketegangan perdagangan dengan AS.
Pada pekan lalu, Trump disebut telah mengenakan tarif 25 persen terhadap semua impor baja dan aluminium yang berkonsekuensi terhadap peningkatan kekhawatiran atas tindakan balasan dari negara lain.
Seiring dengan faktor tersebut, pasar waspada terhadap suku bunga AS yang tetap tinggi untuk waktu lebih lama.
"Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan pada hari Selasa bahwa meskipun ia tidak melihat tarif Trump menyebabkan lonjakan besar dalam inflasi, ia masih mendukung untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil untuk waktu yang lebih lama. Komentar Waller muncul setelah data minggu lalu menunjukkan inflasi AS tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari," ungkap dia. (end/ant)