23249836
IQPlus, (20/8) - Pengelola dana kekayaan negara Arab Saudi (Saudi Arabia fund) tengah dalam pembicaraan penjajakan untuk menyiapkan pesawat kargo Boeing dan Airbus untuk maskapai kargo baru, karena ingin mengubah kerajaan itu menjadi pusat logistik yang menyaingi Dubai dan Doha.
Operasi pengangkutan kargo itu akan melayani maskapai nasional Saudia dan perusahaan rintisan Riyadh Air, menurut sumber yang mengetahui masalah itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembicaraan itu bersifat tertutup. Dana Investasi Publik (PIF) tengah berdiskusi dengan produsen pesawat dan penyewa untuk mengakuisisi pesawat kargo Boeing 777 dan Airbus A350, kata sumber itu.
Perwakilan PIF dan Riyadh Air menolak berkomentar, sementara Saudia tidak membalas permintaan komentar. Boeing dan Airbus mengatakan mereka tidak mengomentari pembicaraan dengan maskapai penerbangan atau calon pelanggan.
Seperti para pesaingnya di Teluk Persia, Arab Saudi berupaya memanfaatkan lokasinya di persimpangan global yang menghubungkan Eropa, Asia, dan Afrika di tengah permintaan angkutan udara yang meningkat. Pengiriman kargo udara naik 14 persen pada bulan Juni dari tahun sebelumnya, bulan ketujuh berturut-turut dengan pertumbuhan 10 persen atau lebih, menurut kelompok industri Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Pengiriman sedang dalam kecepatan untuk melampaui level yang dicapai pada tahun 2021, tahun yang memecahkan rekor.
Langkah tersebut merupakan bagian dari dorongan Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya dari ketergantungan pada penjualan minyak, dengan penekanan pada pariwisata, penerbangan, dan logistik. Kerajaan tersebut telah meluncurkan perusahaan penyewaan pesawat terbang, perusahaan helikopter, berinvestasi di unit teknik Saudia, dan berencana untuk mengembangkan salah satu bandara terbesar di dunia di ibu kotanya.
Riyadh Air, yang didirikan oleh PIF sebagai bagian dari upaya tersebut, berupaya membangun jaringannya dan menantang perusahaan-perusahaan regional lama Emirates dan Qatar Airways. Emirates yang berkantor pusat di Dubai memiliki 14 pesawat kargo dalam armadanya dan berencana untuk menggandakan jumlah tersebut dalam dekade berikutnya, sementara Qatar memiliki 28 jet pengangkut kargo.
Saudia yang berkantor pusat di Jeddah, sementara itu, sedang diposisikan ulang untuk fokus pada ziarah keagamaan. Operasi kargo saat ini akan dimasukkan dalam usaha baru tersebut, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Tahun lalu, kedua maskapai tersebut bersama-sama memesan 78 Boeing 787 Dreamliners, sebuah kesepakatan yang dinilai Gedung Putih hampir sebesar US$37 miliar. Bloomberg News telah melaporkan bahwa kepemilikan Saudia dapat dialihkan ke PIF paling cepat pada tahun 2025. (end/Bloomberg)