14534540
IQPlus, (26/5) - Raksasa minyak negara Saudi, Aramco, tengah menjajaki penjualan aset potensial guna meraih dana, kata dua orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah tersebut, seiring perusahaan itu mengejar ekspansi internasional dan menghadapi penurunan harga minyak mentah.
Aramco adalah perusahaan penghasil minyak terbesar di dunia dan sumber utama pendapatan negara Saudi. Perusahaan akan memangkas pembayaran dividen hampir sepertiga tahun ini karena harga minyak yang rendah mempengaruhi pendapatannya.
Sumber tersebut mengatakan, perusahaan telah meminta para bankir investasi untuk menyampaikan ide mengenai cara mengumpulkan dana dari asetnya.
Mereka menolak mengatakan aset mana yang akan dijual atau menyebutkan nama bank yang terlibat.
Aramco menolak berkomentar.
Aramco tengah berupaya meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya, menurut dua orang lain yang mengetahui masalah tersebut, dan salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penjualan aset, kata salah satu dari mereka. Keempat sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media.
Aramco adalah mesin ekonomi Saudi dan bisnisnya yang meluas meliputi unit-unit penerbangan, konstruksi, dan olahraga. Perusahaan memiliki saham mayoritas selama penjualan aset sebelumnya seperti transaksi seputar infrastruktur jaringan pipa.
Pemerintah Saudi memberikan tekanan pada industri-industrinya untuk meningkatkan profitabilitas di tengah rendahnya harga minyak mentah dan saat negara itu menghabiskan kekayaan hidrokarbonnya di sektor-sektor baru untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.
Kerajaan itu menghadapi defisit anggaran yang semakin melebar karena Dana Moneter Internasional mengatakan Riyadh membutuhkan harga minyak lebih dari US$90 per barel untuk menyeimbangkan pembukuannya dibandingkan dengan harga sekitar US$60 per barel dalam beberapa minggu terakhir.
Aramco dalam beberapa tahun terakhir berupaya keras mengembangkan jejak globalnya, termasuk berinvestasi di kilang minyak China, pengecer bahan bakar Chili Esmax, dan perusahaan LNG yang berkantor pusat di AS, MidOcean.
Perusahaan Saudi tersebut mengatakan minggu lalu bahwa mereka telah menandatangani 34 kesepakatan awal yang berpotensi bernilai hingga US$90 miliar dengan perusahaan-perusahaan AS setelah kunjungan Presiden Donald Trump ke kerajaan tersebut. (end/Reuters)