SEKTOR PERTANIAN TIONGKOK BERSIAP HADAPI TARIF AKIBAT PERANG DAGANG

  • Info Pasar & Berita
  • 08 Apr 2025

09745623

IQPlus, (8/4) - Tarif Tiongkok atas barang pertanian AS akan menguji sektor pertanian kedua negara.

Balasan cepat Tiongkok dalam menyamai pungutan menyeluruh sebesar 34 persen dari Washington akan sangat merugikan importir dan eksportir, yang akan menghambat aliran hasil pertanian dari negara-negara bagian yang sebagian besar berhaluan Republik di sabuk pertanian Midwest ke lebih dari satu miliar konsumen. Dengan demikian, Beijing bertaruh bahwa ketahanan domestik yang cukup telah dibangun sejak perang dagang dengan pemerintahan Trump pertama, dan bahwa petani Amerika akan kehilangan lebih banyak lagi.

Kedelai adalah contohnya. Tiongkok telah melakukan upaya yang cukup berhasil dalam beberapa tahun terakhir untuk mengalihkan ketergantungan negara itu kepada pemasok lain yang tidak terlalu antagonis seperti Brasil. Namun, tanaman itu masih menjadi ekspor pertanian utama Amerika ke negara itu, yang bernilai lebih dari US$12 miliar pada tahun 2024. Tiongkok juga telah mengurangi ketergantungannya pada jagung dan gandum AS, dua bahan pokok lainnya yang dianggap penting untuk menjaga ketahanan pangan.

Faktor-faktor lain menguntungkan Beijing. Produksi biji-bijian domestik mencapai rekor tertinggi berkat berbagai kampanye untuk meningkatkan luas lahan dan hasil panen. Stok melimpah dan surplus telah diperkuat oleh dampak ekonomi yang melemah terhadap permintaan. Siklus produksi dunia berarti bahwa ekspor AS kini telah menurun hingga kuartal keempat, yang selanjutnya membatasi dampak tarif.

Saham pertanian Tiongkok telah melonjak dalam beberapa hari terakhir, melawan kemerosotan ekuitas di tempat lain, karena pemerintah mendorong keras langkah-langkah untuk meningkatkan swasembada dalam pertanian.

Beijing juga telah membuat persiapan jangka pendek untuk perang dagang, dengan membeli kedelai AS dalam beberapa bulan sejak kemenangan pemilihan Trump. Dari November hingga Februari, negara itu mengimpor lebih dari 16 juta ton, hampir 50 persen lebih banyak daripada periode yang sama tahun sebelumnya.

AS dulunya merupakan pemasok kedelai terbesar bagi Tiongkok, tetapi perdagangan kini didominasi oleh Brasil, yang menyumbang lebih dari 70 persen impor pada tahun 2024. Namun, kargo tambahan AS yang baru saja tiba akan berguna bagi para penimbun, yang lebih menyukai kadar air yang lebih rendah dari hasil panen Amerika. (end/Bloomberg)

Kembali ke Blog