10529004
IQPlus, (16/4) - PT Sinergi Andalan Prima Tbk (INET), perusahaan penyedia infrastruktur jaringan dan internet wholesale, terus memperluas cakupan bisnisnya di sektor digital dan internet melalui penguatan layanan B2B serta rencana ekspansi ke pasar internasional. Hal ini disampaikan Direktur Utama INET, Muhammad Arif, dalam acara "Behind the Chart" yang digelar bersama PT Yakin Bertumbuh Sekuritas di Jakarta.
INET, yang fokus pada layanan backbone untuk Internet Service Provider (ISP), saat ini telah memiliki sekitar 200 ISP sebagai pelanggan aktif di Pulau Jawa dari total lebih dari 800 ISP yang beroperasi di wilayah tersebut. Secara nasional, terdapat sekitar 1.300 ISP di Indonesia, mencerminkan potensi pasar yang sangat besar bagi perusahaan.
"Bisnis internet adalah perjalanan panjang dari sebuah data. INET hadir sebagai backbone provider karena kami melihat potensi pertumbuhan pasar ISP di Indonesia, khususnya di Jawa, sangat luar biasa," ujar Arif, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Selain memperkuat jaringan domestik, INET telah membuka Point of Presence (POP) di Singapura sebagai langkah awal memasuki pasar internasional. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam membangun konektivitas lintas negara.
Fokus ke Infrastruktur dan Data Center
INET telah meresmikan fase pertama pembangunan data center di Gedung Cyber, Jakarta, yang kini telah terisi sekitar 70% kapasitas. Perusahaan juga tengah menyelesaikan fase kedua pengembangan di lokasi yang sama dengan target penyelesaian pada Juni 2025. Data center ini diharapkan menjadi hub utama yang menghubungkan lebih dari 58 titik layanan (POP) di seluruh Pulau Jawa, guna meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada pelanggan.
"Dengan memperbanyak titik POP, ISP tidak perlu lagi menarik koneksi sampai ke Jakarta. Ini akan menurunkan biaya, meningkatkan kecepatan, dan memperluas cakupan layanan," tambah Arif.
Proyek Kabel Laut dan Sumber Pendanaan
Salah satu proyek strategis yang kini tengah dikaji adalah pembangunan kabel laut berkapasitas hingga 20 Terabyte. Proyek ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan koneksi internasional, seiring meningkatnya permintaan data, termasuk dari sektor cloud, gaming, hingga kecerdasan buatan (AI).
"Dengan memiliki kabel sendiri, biaya operasional bisa ditekan hingga 40%. Saat ini kami masih menyewa infrastruktur pihak ketiga," ungkap Arif. INET menargetkan proses kontrak proyek kabel laut akan rampung pada kuartal II tahun ini, dengan pelaksanaan konstruksi dimulai akhir 2025 atau awal 2026.
Guna mendukung ekspansi infrastruktur ini, INET mempertimbangkan penerbitan obligasi sebagai opsi pendanaan paling masuk akal menjelang akhir tahun 2025.
Proyeksi Cerah dan Komitmen Teknologi
INET menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 30% pada tahun 2025. Optimisme ini sejalan dengan proyek ekspansi dan rencana pengembangan teknologi terbaru seperti pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz untuk efisiensi layanan broadband rumah (FTTH).
"Ke depan, internet bukan hanya soal koneksi cepat, tapi tentang kesiapan infrastruktur dalam mendukung kebutuhan data yang akan makin besar - termasuk untuk teknologi AI," ujar Arif.
Dengan visi jangka panjang dan fokus pada efisiensi serta kualitas layanan, INET menegaskan komitmennya untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan infrastruktur digital nasional dan regional. (end)