18749037
IQPlus, (7/7) - PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), perusahaan yang mengelola gerai Starbucks di Indonesia, mengakui bahwa perusahaan telah menghadapi tantangan besar akibat informasi yang tidak benar terkait keterlibatan Starbucks dalam konflik di Israel.
"Meskipun Starbucks tidak memiliki gerai, karyawan, atau kegiatan operasional di Israel sejak tahun 2008, dampak dari informasi yang salah tersebut sangat terasa di Indonesia,"kata Corporate Secretary MAPB, Liryawati, dalam keterangannya.
Liryawati menyebutkan bahwa Karyawan Starbucks yang berjumlah sekitar 7.500 orang, termasuk keluarga mereka, mengalami tekanan dan pertanyaan hanya karena memakai logo Starbucks atau menggunakan produk perusahaan.
"Bahkan, pelajar yang membawa tumbler Starbucks diminta keluar dari sekolah, dan gerai-gerai Starbucks menjadi sasaran serangan serta penilaian yang tidak adil," ucapnya.
Kontribusi Starbucks untuk Indonesia
Starbucks, sebagai pengguna terbesar kopi Arabika asal Indonesia di seluruh dunia, membawa kopi Indonesia ke konsumen di berbagai negara. Perusahaan juga mendukung lebih dari 100.000 orang, termasuk petani, pemasok, kontraktor, pemilik gedung, dan karyawan.
"Meskipun sentimen mulai membaik setelah Starbucks dihapus dari daftar boikot tahun lalu, proses pemulihan masih berjalan. Perusahaan terpaksa mengurangi jumlah gerai baru yang dibuka dan bahkan menutup beberapa gerai akibat dampak boikot yang masih terasa," katanya.
Meski menghadapi tantangan ini, kata Liryawati, Starbucks tetap berkomitmen untuk mendukung komunitas lokal, mengembangkan potensi kopi Indonesia, dan menyediakan lapangan kerja. "Dengan dukungan dari MAP sebagai entitas induk dan kerjasama dari media, perusahaan yakin dapat membangun kembali kepercayaan masyarakat dan melanjutkan langkah ke depan," pungkasnya. (end)