TAK BAGI DIVIDEN, SUPARMA OPTIMIS RAIH PENJUALAN Rp 3 TRILIUN DI 2025

  • Info Pasar & Berita
  • 11 Jun 2025

16126373

IQPlus, (11/6)- PT Suparma Tbk (SPMA) memutuskan tidak membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari Selasa, 10 Juni 2025 di Surabaya.

"Setelah dikurangi pembentukan dana cadangan wajib sebesar Rp 20 miliar, sisa laba bersih tahun berjalan 2024 digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Suparma dan untuk investasi peningkatan kapasitas mesin kertas Suparma," kata Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk usai RUPST, Selasa (10/6).

Dijelaskan, tahun 2024, Perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 2,72 triliun naik 2,7% dari tahun 2023. Pertumbuhan disebabkan naiknya kuantitas penjualan sebesar 4,1% mencapai 229,4 ribu MT dimana Kraft dan Tissue menyumbang pertumbuhan masing-masing sebesar 7,2% dan 5,2%. Sedangkan Duplex relatif tidak mengalami perubahan.

Disisi lain, beban pokok penjualan mengalami kenaikan 5,9% disebabkan kenaikan harga bahan baku pulp sebesar 11%. Hal ini menyebabkan laba kotor turn 12,3% dari Rp 470,6 miliar (2023) menjadi Rp 412,8 miliar di tahun 2024. Sehingga marjin laba kotor tahun 2024 turun menjadi 15,1% dari semula 17,7% di tahun 2023.

"Tahun lalu, Suparma juga membukukan rugi selisih kurs Rp 29,5 miliar akibat melemahnya nilai tukar Rupiah. Hal ini menyebabkan laba sebelum pajak dan laba tahun berjalan turun 43,5% dan 41,3% atau senilai Rp 134,4 miliar dan Rp 104,8 miliar," tambah Hendro.

Terkait kinerja tahun 2025, dia mengaku tetap optimis penjualan akan bertumbuh. Untuk periode empat bulan 2025 pihaknya meraih penjualan sebesar Rp 837,8 miliar atau setara 27,9% dari target penjualan bersih tahun 2025 sebesar Rp 3 triliun.

Penjualan kertas mencapai 69.595 MT di 4 bulan pertama tahun 2025 atau setara 26,9% dari target kuantitas penjualan sebesar 258.600 MT tahun ini. Sedangkan hasil produksi kertas periode empat bulan tahun 2025 sebesar 72.475 MT atau setara dengan 32,1% dari target produksi kertas tahun 2025 sebesar 225.800 MT.

Untuk memacu kinerjanya, SPMA juga terus belanja modal untuk mesin produksi. Tahun 2023, pihaknya menganggarkan belanja modal sebesar USD 10 juta untuk investasi steam boiler baru. Hingga akhir tahun 2024, dana Capex terserap Rp 129,5 miliar atau USD 8,2 juta.

"Steam boiler ini telah berproduksi komersial pada Januari 2025," katanya.

Sedangkan pada tahun 2024, pihaknya belanja modal USD 21,4 juta untuk proyek investasi PM 11. Anggaran tersebut mencakup mesin kertas, suku cadang, bangunan dan prasarananya.

Pada 6 Februari 2025, pihaknya telah menandatangani kontrak pembelian mesin utama PM 11 dari Finlandia senilai EUR 6,35 juta. Dananya dari internal USD 5 juta. Sisanya sebesar USD 16,4 juta dari bank bentuk fasilitas kredit investasi.

"PM 11 nantinya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 27.000 MT,. pungkas Hendro. (end/ahd)





Kembali ke Blog