TARIF AS KEMUNGKINAN BISA PANGKAS PERTUMBUHAN RI

  • Info Pasar & Berita
  • 10 Apr 2025

09950089

IQPlus, (10/4) - Tarif AS yang direncanakan dapat mengurangi potensi pertumbuhan Indonesia sebesar 0,3 hingga 0,5 poin persentase, tetapi jeda 90 hari dalam penerapan pungutan tersebut memberikan waktu untuk membahas solusi, menteri keuangan Indonesia mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis.

Menteri Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia menyambut baik jeda 90 hari tersebut karena memberikan kesempatan untuk mengurangi atau menghindari risiko penurunan dari tarif terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Situasi saat ini yang diperkirakan, sebelum jeda, dapat mengurangi potensi pertumbuhan kita antara 0,3 persen dari PDB hingga 0,5 persen," katanya dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN di Malaysia.

Indonesia telah menetapkan target pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen tahun ini dibandingkan dengan 5,03 persen yang dicapai tahun lalu. Namun, Presiden Prabowo Subianto ingin mendongkrak pertumbuhan tersebut menjadi 8 persen pada tahun 2029.

Pihak berwenang Indonesia mengatakan tarif AS akan berdampak terbatas pada ekonomi, yang lebih bergantung pada pasar domestik.

AS merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia pada tahun lalu, menerima pengiriman senilai US$26,3 miliar, menurut data pemerintah Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan Indonesia akan memanfaatkan jeda tarif selama 90 hari untuk menghasilkan kerangka kerja sama yang .saling dihormati. oleh negara-negara lain.

"Kita harus terus bersikap sangat hati-hati Pengeluaran harus dibuat lebih efisien, tepat sasaran, dan efektif dalam mendukung pertumbuhan di sisi moneter". Ia mengatakan tekanan baru-baru ini terhadap mata uang rupiah, yang berada pada posisi terendah sepanjang masa, bersifat sementara, seraya menambahkan pemerintah tetap fokus pada indikator-indikator seperti utang perusahaan dan utang pemerintah terhadap PDB.

Rupiah menguat sebanyak 0,83 persen menjadi 16.720 per dolar pada hari Kamis pukul 05.12 GMT, menurut data LSEG, setelah mencapai posisi terendah sepanjang masa selama dua hari berturut-turut sejak pasar dibuka kembali pada hari Selasa. (end/Reuters)



Kembali ke Blog