12082552
IQPlus, (1/8) - Masuknya Eropa ke dalam kontraksi ekonomi tampaknya telah dikonfirmasi dengan Rusia menekan pasokan gas alam ke blok tersebut. Sedangkan industri beratnya menghadapi penjatahan yang sulit dalam beberapa bulan mendatang yang ujung mata rantainya bakal menekan perekonomian.
Hanya beberapa hari usai Eropa menarik napas lega ketika raksasa gas Rusia Gazprom mengumumkan akan melanjutkan pasokan melalui pipa Nord Stream 1, namun kemudian mengumumkan pada Senin aliran gas akan dikurangi lagi. Pengumuman itu, dengan Gazprom mengatakan untuk pemeliharaan turbin di sepanjang pipa, disambut keraguan dan kecaman di Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan langkah itu .yang akan membuat aliran ke Jerman turun menjadi 20 persen dari kapasitasnya dari level yang sudah rendah 40 persen.sama saja dengan perang gas dengan Eropa. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan alasan pemeliharaan adalah lelucon.
Ini menempatkan Eropa dalam situasi yang sulit karena bersaing dengan inflasi yang merajalela, perang di Ukraina, dan rantai pasokan yang sudah bermasalah setelah pandemi covid-19. Jerman, ekonomi terbesar dan pendorong pertumbuhan tradisional di kawasan ini, memiliki alasan khusus untuk khawatir.
Pasalnya, sebagian besar bergantung pada gas Rusia dan jika tidak ada maka menuju resesi. Pemerintah sangat khawatir tentang bagaimana hal itu akan membuat lampu tetap menyala selama musim dingin. "Kita memiliki situasi yang serius. Sudah waktunya bagi semua orang untuk memahami itu," kata Habeck, dilansir dari CNBC International, Senin, 1 Agustus 2022.
Dia mengatakan Jerman harus mengurangi konsumsi gasnya dan pihaknya sedang mengusahakannya. Ia menambahkan dalam skenario pasokan rendah, gas untuk industri akan dikurangi sebelum rumah pribadi atau infrastruktur penting seperti rumah sakit.
"Tentu saja ini menjadi perhatian besar, yang juga saya bagikan, bahwa ini bisa terjadi. Kemudian rantai produksi tertentu di Jerman atau Eropa tidak akan lagi diproduksi. Kami harus menghindari itu dengan semua kekuatan yang kami miliki," ucapnya.
Dengan Rusia di bawah sanksi internasional sebagai tanggapan atas perangnya di Ukraina, gas adalah salah satu senjata yang dapat digunakannya untuk melawan Eropa. Wilayah ini sebelumnya telah menerima sekitar 45 persen pasokan tahunannya dari Rusia.
Ketika berusaha mati-matian untuk mencari alternatif, seperti gas alam cair dari Amerika Serikat (AS) namun hal itu tidak dapat menggantikan hidrokarbon Rusia dengan cukup cepat. Kecuali jika situasinya berubah secara dramatis maka para analis memperkirakan musim dingin yang sulit di masa depan untuk benua itu.
"Biaya energi yang tinggi mendorong Eropa Barat menuju resesi," pungkas S&P Global Market Intelligence dalam sebuah laporan. (end/ba)