10025959
IQPlus, (11/4) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bermitra dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) siap menggelar ajang lari Digiland Run 2025 di Jakarta, pada 18 Mei mendatang dengan label atletik internasional dari International Amateur Athletic Federation (IAAF).
"Ajang Digiland Run kedua ini hadir dengan sajian berbeda yaitu ada label atletik internasional untuk half marathon 21 kilometer," kata Vice President Coorporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko dalam acara media gathering di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, dengan label tersebut maka aspek berbagai aspek pendukung untuk ajang lari jalanan tersebut semakin menambah kenyamanan bagi para pelari seperti arena atau lintasan, keamanan, dukungan medis, dan lainnya.
Andri mengatakan, pihaknya menargetkan Digiland Run kali ini akan diikuti oleh 12.500 pelari termasuk pelari elit di level internasional yang akan diundang, dengan total hadiah sebesar Rp500 juta. Jumlah peserta yang ditargetkan juga meningkat dibandingkan ajang yang sama pada 2024 yang diikuti hingga 10.000 orang.
Ia menambahkan, pihaknya tetap menjalin kemitraan dengan PB PASI untuk penyelenggaraan ajang itu sebagai bagian dari upaya bersama untuk terus menghidupkan minat olahraga lari di tengah masyarakat di Tanah Air.
Andri berharap, hadirnya ajang tersebut juga semakin menghidupkan komunitas lari sehingga budaya lari semakin menggeliat di masyarakat sebagai bagian dari gaya hidup sehat, sekaligus memacu generasi muda untuk menggeluti olahraga lari yang diharapkan depan bisa menjadi atlet yang berprestasi.
Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung mengapresiasi pihak Telkom yang menggelar ajang Digiland Run secara berkelanjutan, terutama kali ini dengan mengantongi label atletik internasional.
Ia menjelaskan, untuk bisa mendapatkan label internasional tersebut, penyelenggara harus memenuhi berbagai persyaratan seperti dari sisi penataan tempat atau arena, pengendalian keamanan, kesehatan, keterlibatan peserta, termasuk broadcasting.
Tigor menyebutkan, bahkan untuk mengukur lintasan, pihaknya harus mendatangkan petugas ukur dari negara lain yang telah tersertifikasi. (end/ant)