31231443
IQPlus, (9/11) - Para pengambil kebijakan Federal Reserve yang baru saja memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada minggu lalu, kini sedang mempertimbangkan data ekonomi yang kuat, beberapa tanda perlambatan, dan dampak dari imbal hasil obligasi jangka panjang yang lebih tinggi.
Pertimbangan itu dilakukan ketika mereka mempertimbangkan apakah akan mempertahankan suku bunga tersebut atau perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi.
"Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga, pada tingkat tahunan sebesar 4,9 persen, merupakan kinerja 'ledakan' yang memerlukan perhatian cermat ketika kita memikirkan kebijakan ke depan," kata Gubernur The Fed Christopher Waller, dikutip dari Reuters, Kamis, 9 November 2023.
Sebagai pendukung kuat kenaikan suku bunga The Fed yang agresif untuk melawan inflasi yang tinggi, Waller tidak memasukkan rekomendasi kebijakan dalam sambutannya pada seminar data ekonomi di St Louis Fed.
Presentasinya juga mencatat tanda-tanda bahwa pertumbuhan lapangan kerja sedang melambat, dan apa yang disebutnya sebagai 'gempa bumi' yang ditimbulkan oleh imbal hasil obligasi jangka panjang yang lebih tinggi dan berpotensi meredupkan pertumbuhan.
Namun dalam komentarnya di Ohio Bankers League, Gubernur The Fed Michelle Bowman menganggap angka PDB baru-baru ini sebagai bukti bahwa perekonomian tidak hanya 'tetap kuat', namun mungkin telah bertambah cepat dan memerlukan tingkat kebijakan The Fed yang lebih tinggi.
"Saya terus memperkirakan bahwa kita perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut," kata Bowman.
Pada kesempatan lain, Presiden The Fed Dallas Lorie Logan mencatat bahwa 'semua' terkejut dengan betapa kuatnya perekonomian AS saat ini, dan meskipun ada kemajuan, inflasi cenderung menuju tiga persen dibandingkan target The Fed sebesar dua persen.
"Meskipun pasar tenaga kerja mengalami pendinginan, namun tetap sangat ketat. Kita perlu terus melihat kondisi keuangan yang ketat untuk membawa inflasi ke dua persen secara tepat waktu dan berkelanjutan," pungkas Logan. (end/ba)