TIONGKOK AKAN NAIKKAN USIA PENSIUN

  • Info Pasar & Berita
  • 13 Sep 2024

25652717

IQPlus, (13/9) - Tiongkok akan menaikkan usia pensiun untuk pertama kalinya sejak 1978, sebuah langkah yang kemungkinan akan memperlambat penurunan tenaga kerja dan mendukung perekonomian.

Anggota parlemen utama negara itu mendukung rencana untuk menunda pensiun secara bertahap, Kantor Berita resmi Xinhua melaporkan pada hari Jumat (13 September). Tiongkok akan menaikkan usia pensiun untuk pria dari 60 menjadi 63 tahun, dan untuk wanita dari 50 dan 55 menjadi 55 dan 58 tahun. Perubahan ini akan berlangsung selama 15 tahun, dimulai pada 1 Januari 2025.

Persetujuan tersebut menyusul pengumuman pada bulan Juli oleh Partai Komunis yang berkuasa bahwa usia pensiun akan naik secara "sukarela dan fleksibel." Membiarkan lebih banyak orang bekerja lebih lama akan melawan hambatan demografi yang membebani ekonomi terbesar kedua di dunia, meskipun berisiko menambah ketidakpuasan publik di tengah perlambatan ekonomi.

Pembahasan rencana tersebut oleh badan legislatif tertinggi awal minggu ini memicu luapan amarah di media sosial, di mana banyak yang mengeluhkan pasar kerja yang lesu. Beberapa pengguna juga menunjukkan bagaimana pengusaha sering kali mendiskriminasi kandidat yang lebih tua, sebuah masalah yang bulan lalu dijanjikan pemerintah untuk diatasi.

Usia pensiun di Tiongkok termasuk yang terendah di dunia meskipun harapan hidup meningkat secara signifikan. Sejak setidaknya tahun 1970-an, ambang batas untuk pekerja kerah putih telah ditetapkan pada usia 60 untuk pria dan antara 50 dan 55 untuk wanita. Pembahasan sebelumnya tentang peningkatan usia, seperti pada tahun 2008, gagal mencapai badan legislatif.

Basis pajak yang lebih besar dan akses yang tertunda terhadap tunjangan akan meringankan tekanan pada pemerintah untuk mendanai pensiun karena populasi menua dengan cepat, dengan angka kelahiran turun ke rekor tahun lalu.

Orang-orang berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan mencapai 30 persen dari populasi pada sekitar tahun 2035 dari 14,2 persen pada tahun 2021, menurut laporan oleh penyiar negara CCTV pada hari Selasa.

Eric Zhu dari Bloomberg Economics mengatakan langkah tersebut akan membantu negara dalam jangka panjang tetapi berisiko merusak sentimen pada saat pemulihan pertumbuhan bergantung padanya.

"Hal itu dapat memperburuk masalah akut yang sudah ada yaitu tingginya pengangguran di kalangan muda karena pekerja yang lebih tua bertahan dalam pekerjaan mereka lebih lama," tulis Zhu dalam sebuah laporan minggu ini, mengutip peningkatan tingkat pengangguran bagi mereka yang berusia 16-24 tahun menjadi 17,1 persen pada bulan Juli. (end/Bloomberg)


Kembali ke Blog