TIONGKOK MINTA BANK INVESTASI ASIA DUKUNG "BELT AND ROAD INITIATIVE" BEIJING

  • Info Pasar & Berita
  • 26 Jun 2025

17636824

IQPlus, (26/6) - Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pada hari Kamis mendesak Bank Investasi Infrastruktur Asia untuk meningkatkan dukungannya terhadap Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) Beijing.

"Saya berharap AIIB akan tetap berkomitmen untuk membuka regionalisme dan terus mempromosikan hubungan dan komunikasi di antara negara-negara Asia dan negara-negara di seluruh dunia," kata Li dalam bahasa Mandarin melalui terjemahan resmi bahasa Inggris.

"Penting untuk memperkuat sinergi antara bank dan Prakarsa Sabuk dan Jalan serta Prakarsa Pembangunan Global," kata Li, merujuk pada dua program yang dipimpin Beijing.

Pidatonya pada upacara pembukaan pertemuan tahunan ke-10 bank tersebut disampaikan di tengah penarikan dukungan AS untuk lembaga-lembaga yang dipimpin Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, yang menurut Presiden AS Donald Trump menguntungkan negara-negara lain secara tidak adil.

"Komentar Perdana Menteri Li menandakan upaya berkelanjutan Tiongkok untuk memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan dan ekonomi Trump," kata Stephen Olson, peneliti senior tamu di Institut Studi Asia Tenggara dan mantan negosiator perdagangan AS.

"China juga sangat menyadari bahwa AS sedang mencoba menekan negara-negara lain agar menjauh dari China (seperti yang kita lihat dalam kesepakatan perdagangan Inggris) dan ini adalah bagian dari strateginya untuk melawan upaya-upaya tersebut," kata Olson dalam sebuah email.

Di bawah Presiden China Xi Jinping, yang sekarang berada di masa jabatan ketiganya, China meluncurkan program pembangunan regional yang disebut Inisiatif Sabuk dan Jalan pada tahun 2013.

Program ini secara luas dipandang sebagai upaya Beijing untuk meningkatkan pengaruh globalnya melalui pengembangan jalur kereta api, laut, dan transportasi lain yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika. Para kritikus berpendapat bahwa proyek infrastruktur besar-besaran China telah memaksa negara-negara berkembang untuk menanggung utang yang tinggi sambil menguntungkan perusahaan-perusahaan China, yang seringkali merupakan badan usaha milik negara.

Xi kemudian mengumumkan .Inisiatif Pembangunan Global. yang lebih luas pada tahun 2021 untuk mempromosikan upaya-upaya yang dipimpin Beijing seputar pengentasan kemiskinan, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB tahun 2030.

AIIB minggu ini mengumumkan bahwa Zou Jiayi, mantan wakil menteri keuangan China, akan menjadi presiden berikutnya mulai bulan Januari. Zou sebelumnya juga mewakili Tiongkok sebagai gubernur pengganti di Bank Dunia. Mantan pejabat antikorupsi tersebut juga merupakan anggota Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, lingkaran kekuasaan tertinggi ketiga di negara tersebut. (end/CNBC)



Kembali ke Blog